Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah bergerak datar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Rabu (18/9). Pergerakan tipis rupiah sejalan dengan antisipasi investor terhadap keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan Federal Reserve (The Fed).
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin mengatakan, rupiah berhasil menahan gempuran dari penguatan dolar hari ini seiring dengan keputusan Bank Indonesia. Seperti diketahui, BI memangkas suku bunga acuan dari 6.25% ke level 6.0%, serta suku bunga Deposit Facility dipangkas menjadi 5.25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6.75%.
Namun, volume transaksi masih terbatas karena pelaku pasar mengantisipasi RDG BI dan rilisan hasil pertemuan FOMC soal suku bunga. Adapun The Fed dikabarkan akan pangkas suku bunga 25 bps jadi 5.25% pada pertemuan kali ini.
Alhasil, posisi penutupan rupiah spot hari ini tidak berubah dari hari kemarin yang berada di Rp 15.335 per dolar AS. Sedangkan, rupiah jisdor BI ditutup melemah tipis 0,07% ke level Rp 15.350 per dolar AS di perdagangan Rabu (18/9).
"Rupiah bergerak sideways (datar) dan ditutup melemah terbatas pada perdagangan hari ini, sejalan dengan investor yang mengantisipasi hasil dari RDG BI," jelas Nanang kepada Kontan.co.id, Rabu (18/9).
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Stabil di Level Rp 15.335 Per Dolar AS Pada Hari Ini (18/9)
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi mencermati, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini turut dipengaruhi rilis data penjualan ritel AS yang secara tak terduga naik 0,1% pada bulan Agustus. Data tersebut sedikit mengurangi probabilitas Fed memotong suku bunga lebih besar sebesar 0,50% di September.
"Data ekonomi lainnya tampaknya memberikan dukungan bagi Fed untuk tidak terlalu agresif dalam memangkas suku bunga," ujar Ibrahim dalam risetnya, Rabu (18/9).
Namun di sisi lain, Ibrahim memandang bahwa rupiah didukung surplus neraca pedagangan Indonesia berlanjut pada Agustus 2024. Bank Indonesia menilai capaian surplus neraca perdagangan tersebut menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Nilai tukar rupiah hari ini juga dipengaruhi keputusan Bank Indonesia yang memangkas suku bunga pertama kali sejak Februari 2021. Pemotongan suku bunga ini mendahului Bank sentral AS yang diperkirakan baru akan menurunkan suku bunga nanti malam.
Nanang menambahkan, pemangkasan suku bunga Fed akan memberi angin segar dan berdampak pada pelemahan dolar nantinya. Pasar juga menantikan pernyataan Ketua Fed, Jerome Powell, dalam laporannya yang akan membahas terkait prospek pelonggaran moneter berikutnya.
Oleh karena itu, Nanang melihat kemungkinan rupiah akan menguat di perdagangan besok, Kamis (19/9). Optimisme tersebut karena menilai adanya potensi masuknya aliran dana asing yang merupakan dampak dari pemangkasan suku bunga BI dan suku bunga Fed.
"Pelaku pasar memperkirakan Fed akan memotong suku bunganya sebesar 25bps ke level 5,25%. Pemotongan suku bunga dan sinyal dovish dari the Fed berpotensi mendorong apresiasi Rupiah lebih signifikan," sebut Nanang.
Nanang mengamati, Rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp 15.225 – Rp 15.350 per dolar AS di perdagangan Kamis (19/9). Sedangkan, Ibrahim memproyeksi rupiah akan menguat di kisaran Rp 15.230 – Rp 15.350 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News