Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: A.Herry Prasetyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Saham YG Entertainment kembali ambruk setelah kembali diterpa skandal baru.
Mengutip Bloomberg, Senin (29/7) pukul 15.45 WIB, harga saham YG Entertaiment turun 3,56% ke level KRW 24.350 dibanding akhir pekan lalu.
Artinya, sepanjang tahun ini, harga saham YG Entertainment, sudah anjlok 48,76%.
Padahal, di awal tahun 2019, saham perusahaan agensi yang menaungi Blackpink ini sempat mencetak rekor tertinggi di KRW 48.900.
Penurunan saham YG kali ini disinyalir terkait laporan salah satu media Korea Selatan, Channel A, yang menyebut bahwa gedung milik salah satu anggota boyband Bigbang, Daesung, memiliki aktivitas ilegal berupa bisnis prostitusi.
Daesung, yang tengah melakukan wajib militer, diketahui memiliki gedung delapan lantai di kawasan Gangnam, Seoul. Sebelum masuk dinas kemiliterannya, dia membeli gedung tersebut dengan harga KRW 31 miliar.
Kabarnya, bisnis yang dilakukan pada lantai 5 hingga 8 tidak sesuai dengan laporan daftar resmi. Dalam register bangunan, penggunaan lantai 5 hingga 8 adalah untuk restoran dan studio fotografi.
Namun, ketika dikunjungi, tidak ada tanda-tanda kegiatan bisnis tersebut. Warga yang berada di sekitar gedung tersebut juga mengaku sering melihat banyak pengunjung perempuan dan laki-laki yang masuk ke gedung tersebut di waktu-waktu yang tak biasa.
Baca Juga: Duh, Harga Saham Tiga Agensi Terbesar Idol K-Pop Jatuh Berguguran Diterpa Skandal
Melalui keterangan resmi yang dikeluarkan YG Entertainment, Daesung menyatakan tidak tahu menahu mengenai bisnis di gedung tersebut. Karena selama ini, dia selalu menyerahkan pengurusannya kepada perwakilan real estat.
Polisi distrik Gangnam pun tengah menelusuri hal ini. Namun pada Sabtu (27/7), tiba-tiba aktivitas hiburan yang berada di tiga lantai gedung tersebut ditutup.
Kejadian ini menambah daftar panjang skandal yang menghantam YG Entertainment di tahun ini.
Sebelumnya, saham YG mulai turun setelah Seungri, mantan anggota Bigbang, terlibat dalam kasus Burning Sun hingga prostitusi.
Kemudian, founder YG Entertainment Yang Hyun-suk juga terseret kasus prostitusi. Bahkan, polisi sudah meningkatkan status Yang Hyun-suk menjadi tersangka.
Pukulan bagi YG Entertainment berlanjut setelah Dispatch merilis laporan eksklusif yang menyebut leader iKon, Kim Hanbin alias B.I menggunakan obat-obatan terlarang pada 2016 lalu.
Akibat laporan ini, B.I memilih keluar dari iKon dan YG.
Baca Juga: Saham SM Entertainment, agensi Red Velvet, turun ke level terendah setahun terakhir
i sisi lain, YG Entertainment juga harus segera menyiapkan dana segar hingga KRW 67 miliar guna mengganti dana investasi yang dikeluarkan Moët Hennessy-Louis Vuitton (LVMH), perusahaan multinasional yang membawahi barang-barang mewah asal Prancis.
Asal tahu saja, pada tahun 2014, LVMH menginvestasikan dana sekitar KRW 61,15 miliar dengan perjanjian akan dikonversi menjadi saham dalam lima tahun kemudian.
Seharusnya, LVMH bisa mendapatkan 135.996,88 saham YG Entertainment di harga KRW 44.400.
Tetapi jika harga saham YG Entertainment di bawah itu, maka perusahaan yang menaungi Bigbang, Blackpink dan Winner ini harus membayar KRW 67 juta ditambah bunga 2% per tahun.
Baca Juga: Saham YG Entertainment, SM Entertainment, dan YJP Entertainment kompak menguat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News