Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cenderung bergerak volatile sepanjang 2020, prospek harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diprediksi masih akan lesu hingga semester I-2021. Isu pandemi Covid-19 masih menjadi sorotan bagi prospek harga komoditas CPO ke depan.
Analis crude oil commodity specialist dari ICDX Yoga Tirta mengungkapkan, sejak Mei 2020 harga CPO sempat menanjak naik, namun kembali bergerak lesu di area RM 2.600 per metrik ton sejak 25 September 2020. Menurutnya, industri sawti global sejauh ini masih belum lepas dari sentimen Covi-19.
"Kembali melonjaknya kasus infeksi di negara importir utama CPO, seperti China dan India, turut berdampak pada penurunan permintaan komoditi ini," kata Yoga kepada Kontan, Senin (5/10).
Selanjutnya, Yoga menilai beberapa katalis masih menjadi fokus pasar dan berpotensi mempengaruhi harga CPO ke depan, seperti keputusan bea impor produk sawit oleh India. Sebagai informasi, saat ini bea impor sawit India masih berada di level 44% hingga akhir tahun.
Baca Juga: Simak prospek saham perkebunan usai AS melarang impor CPO dari perusahaan Malaysia
Katalis lainnya, yakni terkait kelanjutan program mandatori biodiesel baik di Indonesia atau B40 yang rencana bakal direalisasikan Juni 2021. Begitu juga dengan kebijakan di Malaysia terkait B20 yang rencananya diterapkan pada pertengahan 2021 mendatang.
Untuk itu, dia memperkirakan hingga paruh pertama 2021, pergerakan harga komoditi sawit masih akan bergerak lesu. Adapun untuk pergerakan harganya berada di kisaran resistance RM 2.600 per metrik ton hingga RM 2.800 per metrik ton.
Baca Juga: AS blokir sawit dari perusahaan Malaysia, DMSI: Satu peringatan buat Indonesia
Sedangkan untuk level support berada di kisaran RM 2.400 per metrik ton hingga RM 2.200 per metrik ton. "Pertimbangannya, situasi Covid-19 di negara-negara importir dari akhir tahun hingga kuartal I-2021 kemungkinan masih lesu," jelasnya.
Adapun untuk kontrak CPO di ICDX sendiri juga ikut volatile. Harga kontrak CPOTR di awal tahun masih berada di level Rp 10.960 per kilogram (kg). Namun, harga perlahan mulai merangkak naik, bahkan menembus di atas level Rp 11.000 per kg menjelang akhir September 2020, sebelum akhirnya kembali koreksi ke level Rp 10.220 per kg pada transaksi 2 Oktober 2020. "Dibandingkan secara tahunan, dari sisi harga (CPO) lebih baik tahun ini," tandasnya.
Baca Juga: Larangan impor CPO, Bea Cukai AS kembali incar perusahaan Malaysia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News