kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Disokong Permintaan Imlek, Harga CPO Diprediksi Bulish di Awal 2025


Kamis, 26 Desember 2024 / 14:47 WIB
Disokong Permintaan Imlek, Harga CPO Diprediksi Bulish di Awal 2025
ILUSTRASI. Pekerja memuat tandan buah kelapa sawit ke dalam truk di kawasan PT Perkebunan Nusantara II, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Permintaan CPO berpotensi mengalami peningkatan seiring dengan persiapan libur perayaan Tahun Baru China di akhir Januari ?. ANTARA FOTO/Yudi Manar /Spt.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias Crude Palm Oil (CPO) diproyeksi meningkat di awal tahun 2025. Katalis positifnya datang dari meningkatnya kebutuhan dari negara importir sebagai persiapan tahun baru Imlek.

Research and Development Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), Girta Yoga mengatakan, pergerakan harga minyak sawit sama seperti komoditas lainnya yakni tidak lepas dari hukum pasar antara pasokan dan permintaan.

Di sisi produksi, output dari dua negara produsen utama Indonesia dan Malaysia masih akan menjadi katalis positif bagi harga CPO di tahun depan. Hal ini karena melihat potensi penurunan pasokan di Indonesia menyusul adanya program B35 menjadi B40 mulai bulan Januari 2025.

Baca Juga: Harga CPO Berfluktuasi, Simak Rekomendasi Saham Emiten Sawit Berikut

Yoga menjelaskan, dampak dari kebijakan peningkatan bauran biodiesel dari B35 menjadi B40 pada 2025 yakni dapat memperketat pasokan CPO dari Indonesia ke pasar global. Hal itu sejalan dengan kebutuhan CPO yang lebih besar untuk mendukung kebijakan B40 tersebut.

Dengan demikian, harga CPO diproyeksi akan menjadi lebih kompetitif dengan produk substitusi-nya yaitu minyak nabati karena akan membuat spread harga keduanya menjadi lebih sempit. Namun, perlu diantisipasi ketatnya persaingan harga tersebut berpotensi mendorong peralihan permintaan dari CPO ke minyak nabati.

Selain Indonesia, Yoga mencermati bahwa gangguan pasokan juga berpotensi terjadi di Malaysia karena masih akan menghadapi kondisi curah hujan tinggi hingga kuartal pertama tahun 2025. Gangguan hujan lebat ataupun juga kekeringan dapat berdampak pada produksi minyak sawit, yang pada akhirnya bisa mengerek harga.

Baca Juga: Demi Topang Program B40, Pemerintah Bakal Kerek Pungutan Ekspor CPO Jadi 10%

Sementara itu, dari sisi permintaan berpotensi mengalami peningkatan seiring dengan persiapan libur perayaan Tahun Baru China di akhir Januari dan juga keputusan pemerintah India untuk mengizinkan impor minyak nabati dengan bea masuk yang lebih rendah hingga Maret 2025.

‘’Melihat baik dari sisi pasokan maupun permintaan sama-sama bergerak positif, maka besar kemungkinan bagi harga CPO untuk ikut melaju bullish pada awal tahun 2025 nanti,’’ ungkap Yoga kepada Kontan.co.id, Selasa (24/12).

Di kuartal I-2025, Yoga memperkirakan harga CPO berpotensi menemui level resistance di kisaran harga MYR 4.700 - 4.800 per ton. Sedangkan, potensi level support di kisaran harga MYR 4.300 – 4.200 per ton.

Berdasarkan data Trading Economics, Kamis (26/12), harga minyak sawit berjangka Malaysia berada di posisi RM 4.560 per ton. Harga CPO meningkat 0,11% dalam sehari, naik sekitar 1,06% dalam sepekan, namun terpantau koreksi 4,94% dalam periode sebulan.

Selanjutnya: Cek Kode Top Up DANA lewat Virtual Account Bank Mandiri dan Syaratnya

Menarik Dibaca: OttoPoint Beberkan Manfaat Loyalty Points

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×