Reporter: Riska Rahman | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sikapnya yang berorientasi pada masa depan membuat Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Honesti Basyir selalu ingat pentingnya investasi. Baginya, hasil investasi tersebut tak hanya untuk dinikmati sendiri, tapi juga untuk keluarganya di masa depan.
Honesti pertama kali menjajal investasi tahun 1995. Ia mencoba berinvestasi saham. "Awalnya saya memulai dengan bermain saham dengan jadi fund manager untuk beberapa teman. Saya dan empat teman lain urunan membuat deposit untuk bermain saham," kenang dia, pertengahan Januari lalu.
Dengan modal patungan sebesar Rp 5 juta yang didapat dari hasil menyisihkan sebagian gaji dan bonus dari bekerja, Honesti kemudian memasukkan uang tersebut ke dalam bank. Sejak itu, ia mulai aktif melakukan trading saham. Saham yang paling disenanginya adalah saham perbankan dan tambang, serta saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Belum lama bermain saham, investasi Honesti diterjang badai berupa krisis moneter. Ya, pada 1998 silam, harga saham sektor perbankan terjun bebas.
Saat itu, saham Bank BII (kini berubah menjadi Bank Maybank Indonesia), yang memiliki harga pasar sebesar Rp 100 sampai Rp 125, ambruk ke harga Rp 25 per saham kala krisis moneter di 1998.
Alhasil, Honesti harus menanggung rugi yang cukup besar. "Karena sekitar 70% dari portofolio saham saya waktu itu terdiri dari saham perbankan," urai dia.
Pengalaman tersebut terus dikenang Honesti hingga kini. Namun, hal tersebut tak membuatnya meninggalkan investasi saham. Ia justru malah terdorong terus mengembangkan investasinya di instrumen lain.
Mulai diversifikasi
Dengan kesibukannya di kantor yang semakin padat, Honesti tidak dapat lagi secara langsung mengawasi pergerakan saham setiap hari. Hal tersebut pun membuat pria kelahiran Padang ini memutuskan untuk tak lagi mengejar keuntungan dari trading. Pria berzodiak Cancer ini memilih setia menanti untung dari dividen saham yang dibagikan perusahaan dan gain dari hasil investasi jangka panjang.
Ia juga melebarkan sayap dengan mencari instrumen investasi lainnya. Di 2012, pria berusia 49 tahun ini mulai mengembangkan portofolionya ke properti dan reksadana.
Honesti memilih properti lantaran ingin mendapat capital gain dan tambahan recurring income. Sementara reksadana digunakan untuk biaya sekolah anak-anaknya di masa depan.
Saat memulai investasi di reksadana inilah, Honesti sadar bahwa ia adalah tipe investor yang agresif. "Analisis profil yang dibuat oleh manajer investasi saya menunjukkan bahwa saya memiliki profil risiko yang tinggi karena pilihan instrumen saya," kata dia.
Wajar saja, sebab ayah tiga anak ini memiliki semboyan "high risk, high return" dalam berinvestasi. Instrumen saham pun jadi instrumen investasi yang paling ia senangi, karena memiliki tantangan tersendiri.
Selama berinvestasi, Honesti mengaku mendapat berbagai pelajaran berharga. Salah satunya ialah pentingnya berinvestasi sejak dini agar bisa meraih kebebasan finansial saat pensiun.
Selain itu, pria yang berulang tahun tiap 24 Juni ini juga belajar setiap instrumen memiliki risiko masing-masing. Dari situ, ia jadi memilih instrumen mana yang paling tepat untuk tujuan investasinya.
Honesti punya tips bagi para investor pemula. "Penuhi dulu kebutuhan pokok sebelum mulai berinvestasi," tutur dia.
Ia juga menyarankan para investor pemula mempelajari instrumen yang akan dimasuki sehingga punya pengetahuan. Selain itu, investor harus mengenali karakter investasi masing-masing agar bisa memilih instrumen yang tepat.
Waktu untuk keluarga
Berpisah jauh dengan keluarganya membuat Honesti Basyir lebih senang menghabiskan waktu senggang bersama istri dan ketiga anaknya. Asal tahu saja, selama ini, keluarga Honesti memilih tinggal di Bandung ketimbang di Jakarta.
Jadi, selama hari kerja, Honesti menghabiskan waktu di Jakarta. "Sehingga ketika akhir pekan, saya lebih memilih menghabiskan waktu untuk keluarga saya yang berdomisili di Bandung," ujar dia.
Meski lebih memilih bersantai di rumah, Honesti mengaku tak keberatan jika anak-anaknya mengajaknya bepergian atau sekadar menemani anaknya untuk bermain futsal. Yang penting, ia bisa mengisi ulang energinya dengan berakhir pekan bersama keluarga.
Namun, baginya keluarga tetap yang paling utama. "Saya begini pun karena keluarga saya, jadi saya tetap memilih menghabiskan waktu untuk keluarga dibanding aktivitas lainnya," tuturnya.
Ia pun percaya bahwa hidup harus seimbang. Sesekali pun ia senang berolahraga. Meski tak rutin, kadang Sarjana Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memilih bermain golf atau bermain futsal. Kedua jenis olahraga ini jadi cabang olahraga kegemarannya.
Di tengah kesibukannya, pria kelahiran Padang ini mulai menerapkan pola hidup sehat. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak makan makanan berserat seperti buah dan sayuran. Ia pun tidak lupa mengurangi asupan karbo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News