kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   -19.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Akuisisi Kimia Farma menunggu teken Menteri BUMN


Kamis, 28 Desember 2017 / 19:44 WIB
Akuisisi Kimia Farma menunggu teken Menteri BUMN


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Rencana PT Kimia Farma Tbk (KAEF) untuk melebarkan sayapnya ke pasar Timur Tengah nampaknya bisa segera terwujud. Emiten pelat merah ini hanya tinggal menunggu persetujuan dari Kemeterian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelum akhirnya mengeksekusi rencana ini.

"Tinggal tunggu persetujuan dari Kementerian BUMN. Saya dengar sudah sampai di meja Bu Rini Soemarno (Menteri BUMN). Kalau dari deputi sudah oke semua," ujar Honesti di Bandung, Kamis (28/12).

Dia pun berharap persetujuan tersebut bisa diperoleh sebelum pergantian tahun. Jika sudah mendapat persetujuan dari Kementerian BUMN, KAEF akan segera mengeksekusi rencana akuisisi tersebut secepatnya.

Sebelumnya, KAEF berencana mengakuisisi 60% kepemilikan perusahaan apotek di Arab Saudi, Al Dawaa Medical Company. Perusahaan ini memiliki 30 apotek yang tersebar di Mekkah, Madinah, dan Jeddah. Selain untuk memperluas pasar ke luar negeri, akuisisi ini juga bertujuan untuk menangkap pasar potensial yang datang dari jemaah haji dan umroh asal Indonesia.

Honesti masih belum mau menyebutkan berapa nilai investasi yang dibutuhkan untuk mengakuisisi perusahaan apotek ini lantaran belum mendapat persetujuan dari Kementerian BUMN. Adapun akuisisi ini bisa memberikan dampak positif terhadap kinerja KAEF di masa depan.

Rangkaian apotek Al Dawaa diperkirakan mampu memberikan tambahan Rp 90 miliar hingga Rp 100 miliar per tahun ke pendapatan KAEF. "Tapi itu hanya jumlah sementara karena mereka saat ini baru memiliki 30 apotek dan belum akan langsung beroperasi karena sedang mengurus izin ke pemerintah Arab Saudi," terang Honesti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×