kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Direktur Sarimelati Kencana Jeo Sasanto baru berani investasi saham setelah IPO PZZA


Jumat, 21 Agustus 2020 / 13:41 WIB
Direktur Sarimelati Kencana Jeo Sasanto baru berani investasi saham setelah IPO PZZA


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

“Tak pelak, saya langsung mulai menambah ilmu agar mengerti tentang dunia saham. Mulai dari membaca, ikut pelatihan, hingga mencari nasihat dari kolega yang sudah berpengalaman. Bahkan saya juga meminta nasihat dari teman-teman yang gagal dan kapok untuk berinvestasi saham,” kata pria kelahiran 1968 ini.

Baru menggeluti dunia saham selama dua tahun, suka dan duka sudah pernah dirasakan oleh pria asal Medan ini. Salah satu momen menyenangkan yang ia rasakan adalah melambungnya kenaikan saham perbankan yang dia koleksi hingga 35% dalam waktu kurang dari sebulan. Ini menjadi salah satu faktor yang meyakinkan Jeo untuk terus berinvestasi di saham.

“Kalau yang kerugian, datang dari salah satu saham yang hingga sekarang masih di-suspend. Padahal saham tersebut mewakili 10% dari investasi total sehingga benar-benar menjadi pengalaman bagi saya agar lebih hati-hati di kemudian hari,” tutur Jeo.

invBaca Juga: Mengatur Portofolio Investasi Asuransi agar Nasabah Tak Merugi

Tips Investasi

Berdasarkan pengalamannya bermain dan mempelajari dunia saham, Jeo menyimpulkan setidaknya terdapat tiga hal yang bisa dijadikan acuan. Pertama adalah high gain, high risk. Para investor saham tentu harus sadar bahwa investasi saham tidak selamanya menguntungkan, bila perlu harus bersedia untuk cut loss.

Salah satu yang terpenting dalam menentukan portofolio saham adalah memilih perusahaan mapan dengan reputasi management yang sudah teruji bertahan melewati beberapa dekade. Lebih baik lagi jika perusahaan tersebut menghasilkan produk untuk konsumsi harian masyarakat.

Kedua, setiap perusahaan yang punya bisnis dan fundamental bagus, harga saham yang turun pasti akan naik lagi suatu waktu. Dengan demikian, sebaiknya investor tidak memiliki tekanan atau batas waktu untuk menjual. Sehingga saham tersebut sebaiknya dibiarkan hingga mencapai target yang telah ditentukan, jika sudah tercapai baru dijual.

“Bahkan jika sebuah perusahaan memang mapan dan punya bisnis dan manajemennya solid, bisa juga kita simpan tanpa ada niat menjual. Cara ini cocok bagi yang tidak memiliki waktu untuk monitor saham terus menerus,” sambung dia.

Baca Juga: Punya Saham yang Delisting Akibat Krisis, Ini Kiat Investasi CEO Indomobil Finance




TERBARU

[X]
×