Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tak hanya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat saja, tapi juga memberikan tekanan cukup dalam untuk sektor perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Lihat saja, dari awal tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah tersungkur hingga 21,55% ke level 4.942,28 hingga penutupan perdagangan Jumat (19/6).
Untungnya, Operation Director of PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), Jany Chandra sudah lebih dulu mengambil langkah untuk mengamankan instrumen investasi yang berbentuk saham sejak awal Januari 2020.
Jany memutuskan untuk memindahkan instrumen saham ke jenis instrumen investasi yang lebih aman setelah melihat kemungkinan pandemi virus corona ini akan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang.
"Belajar dari pengalaman, saya harus berani mengambil keputusan. Begitu mendengar berita penyebaran Covid-19 sangat cepat, masa inkubasi panjang, dan susah dikendalikan, saya melihat ada risiko tinggi dan langsung memindahkan ke instrumen yang lebih aman," kata Jany kepada Kontan.co.id pekan lalu.
Baca Juga: Jadi indeks dengan penurunan paling mini, begini prospek saham IDX Growth30
Asal tahu saja, sebelum ada pandemi Covid-19 porsi investasi Jany pada saham mencapai sekitar 40% hingga 50%. Sekarang, investasi dalam bentuk saham miliknya hanya tersisa 20% dari total aset.
Obligasi negara menjadi pilihan untuk memindahkan investasi di tengah pandemi oleh pria kelahiran Pangkalan Brandan tahun 1973 ini. Selain masih menjadi pemilik 0,62% dari saham Adi Sarana Armada, dia juga mempertahankan saham-saham yang tahan banting di kondisi seperti saat ini.
Baca Juga: Bursa saham China dirombak besar-besaran, apa dampaknya?
Dia memilih saham-saham dari sektor konsumer untuk dipertahankan lantaran terbilang defensif. Adapun koleksi saham-saham konsumer miliknya meliputi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan juga saham dari Grup Salim seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).