kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Direktur ASSA Jany Chandra menata ulang portofolio investasi di tengah pandemi


Jumat, 19 Juni 2020 / 17:10 WIB
Direktur ASSA Jany Chandra menata ulang portofolio investasi di tengah pandemi
ILUSTRASI. Direktur Operasional Adi Sarana Armada (ASSA) Jany Chandra mengurangi portofolio saham dan menambah instrumen fixed income.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tak hanya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat saja, tapi juga memberikan tekanan cukup dalam untuk sektor perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Lihat saja, dari awal tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah tersungkur hingga 21,55% ke level 4.942,28 hingga penutupan perdagangan Jumat (19/6).

Untungnya, Operation Director of PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), Jany Chandra sudah lebih dulu mengambil langkah untuk mengamankan instrumen investasi yang berbentuk saham sejak awal Januari 2020.

Jany memutuskan untuk memindahkan instrumen saham ke jenis instrumen investasi yang lebih aman setelah melihat kemungkinan pandemi virus corona ini akan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang.

"Belajar dari pengalaman, saya harus berani mengambil keputusan. Begitu mendengar berita penyebaran Covid-19 sangat cepat, masa inkubasi panjang, dan susah dikendalikan, saya melihat ada risiko tinggi dan langsung memindahkan ke instrumen yang lebih aman," kata Jany kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Baca Juga: Jadi indeks dengan penurunan paling mini, begini prospek saham IDX Growth30

Asal tahu saja, sebelum ada pandemi Covid-19 porsi investasi Jany pada saham mencapai sekitar 40% hingga 50%. Sekarang, investasi dalam bentuk saham miliknya hanya tersisa 20% dari total aset.

Obligasi negara menjadi pilihan untuk memindahkan investasi di tengah pandemi oleh pria kelahiran Pangkalan Brandan tahun 1973 ini. Selain masih menjadi pemilik 0,62% dari saham Adi Sarana Armada, dia juga mempertahankan saham-saham yang tahan banting di kondisi seperti saat ini.

Baca Juga: Bursa saham China dirombak besar-besaran, apa dampaknya?

Dia memilih saham-saham dari sektor konsumer untuk dipertahankan lantaran terbilang defensif. Adapun koleksi saham-saham konsumer miliknya meliputi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan juga saham dari Grup Salim seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×