Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Edy Can
JAKARTA. Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Isakayoga pesimis target jumlah emiten yang akan menggelar penawaran umum saham perdana (IPO) tahun ini dapat tercapai. Menurutnya, kondisi perekonomian yang sedang bergejolak membuat target itu sulit tercapai.
Tahun 2012 ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri memasang target ada 25 emiten yang akan mencatatkan diri di pasar modal Indonesia. Hingga pertengahan tahun ini baru ada lima emiten yang melalukan IPO. Kelimanya adalah PT Minna Padi Investama Tbk, PT Surya Esa Perkasa Tbk, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk, PT TiPhone Mobile Tbk, PT Supra Boga Lestari.
Isakayoga menyatakan, kondisi ekonomi global memberikan tekanan cukup besar. "Apa bisa tercapai 25 emiten, tergantung underwriter juga. Tetapi sulit juga kalau kondisinya masih seperti ini," ucapnya, Senin (25/6).
Menurut Isakayoga, underwriter (penjamin emisi) memainkan peranan penting bagi perusahaan yang ingin melakukan IPO. Dia bilang, penjamin emisi harus memberitahukan apakah bisa melakukan penjaminan atau tidak.
Namun yang terpenting, dia mengatakan, bukanlah jumlah perusahaan yang mengelar IPO tapi likuiditas perusahaan tersebut. "Percuma jika ada banyak emiten namun tergolong emiten tidur," katanya.
Selain itu, Iskayoga mengatakan, jumlah investor juga penting terutama investor lokal. Saat ini jumlah investor lokal di Indonesia paling tidak hanya sekitar 1% dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Menurutnya, tak seperti di Malaysia yang penduduknya sudah 'melek' investasi di pasar modal mencapai 50%.
Potensi inilah yang perlu dibangun sehingga investor lokal. Persiapan dan pemahaman akan pasar modal Indonesia menjadi kunci untuk memperbanyak investor domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News