kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Diproyeksi Lebih Positif di 2024, Cermati Rekomendasi Saham Emiten Konstruksi Swasta


Kamis, 04 April 2024 / 19:56 WIB
Diproyeksi Lebih Positif di 2024, Cermati Rekomendasi Saham Emiten Konstruksi Swasta
ILUSTRASI. suasana proyek pembangunan gedung bertingkat atau konstruksi dengan perusahaan kontraktor PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) di Jakarta. Bukukan Kinerja Bervariasi, Cermati Rekomendasi Saham Emiten Konstruksi Swasta.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja emiten konstruksi swasta diprediksi bisa lebih positif pada tahun 2024. Sejauh ini, kinerja sejumlah emiten konstruksi swasta yang telah melaporkan kinerja tahun lalu masih bervariasi.

PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) misalnya, mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 3,02 triliun di tahun 2023. Angka tersebut naik 32,9% dari pendapatan usaha di tahun 2022 sebesar Rp 2,27 triliun.

Jika dirinci, raihan tersebut berasal dari pendapatan jasa konstruksi sebesar Rp 3 triliun dan pendapatan lainnya Rp 20,36 miliar.

Baca Juga: Prospek Kinerja Emiten Konstruksi Swasta Positif, Simak Rekomendasi Sahamnya

Sejalan, TOTL mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 172,68 miliar per akhir 2023. Ini naik 88,3% dari Rp 91,67 miliar di akhir 2022.

PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) mencatatkan laba sebesar Rp 99,50 miliar di tahun 2023. Ini naik 17,58% dari pendapatan di tahun 2022.

Jika dirinci, pendapatan NRCA berasal dari jasa konstruksi sebesar Rp 2,88 triliun dan hotel sebesar Rp 9,59 miliar.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk NRCA naik 33,2% ke Rp 99,50 miliar di tahun 2023, dari sebelumnya Rp 74,67 miliar di tahun 2022.

Baca Juga: Diversifikasi Bisnis, Acset Indonusa (ACST) Bakal Garap Sektor Konstruksi Tambang

PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatat kenaikan pendapatan bersih sebesar 126,60% year on year(YoY) menjadi Rp 2,34 triliun pada tahun 2023. Sedangkan di tahun sebelumnya, pendapatan bersih ACST tercatat sebesar Rp 1,03 triliun. 

Hingga akhir Desember 2023, ACST membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 276,63 miliar. Angka ini menyusut 38,74% dari kerugian di tahun 2022 yang tercatat mencapai Rp 451,61 miliar.

 

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham TOTL berada di level support Rp 480 per saham dan Rp 500 per saham. Sementara, pergerakan saham NRCA berada di level support Rp 345 dan resistance Rp 354 per saham.

Herditya pun merekomendasikan trading buy untuk TOTL dan NRCA dengan target harga masing-masing Rp 510 - Rp 530 per saham dan Rp 362 - Rp 370 per saham. 

Baca Juga: Wijaya Karya Gedung (WEGE) Pasang Target Kontrak Baru Rp 5,07 Triliun

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, pergerakan saham TOTL berada di level support Rp 428 per saham dan resistance Rp 550 per saham. Sementara, pergerakan saham NRCA berada di level support Rp 330 per saham dan resistance Rp 400 per saham.

William merekomendasikan buy on weakness untuk TOTL dengan target harga Rp 550 per saham dan buy untuk NRCA dengan target harga Rp 400 per saham.

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto melihat, pergerakan saham NRCA berada di level support Rp 340 per saham dan resistance Rp 378 per saham.

“Trend menguat, namun tipikal saham yang bergerak lambat dan tidak terdukung oleh volume alias likuiditasnya minim,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (4/4).

Baca Juga: Saham Sektor Infrastruktur Menggeliat, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?

Sementara, pergerakan saham ACST berada di level support Rp 124 per saham dan resistance Rp 157 saham, dengan pergerakan harga membentuk pola falling wedge.

William Hartanto pun merekomendasikan buy untuk NRCA dengan target saham Rp 378 per saham dan buy on weakness untuk ACST dengan target harga Rp 157 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×