Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
Setali tiga uang, Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian ragu WSBP mampu untuk sekadar memenuhi target kontrak baru di sisa tahun ini. Ia memasang perkiraan yang konservatif untuk nilai kontrak baru WSBP di tahun ini sebesar Rp 8 triliun. Angka ini lebih rendah dari target perusahaan yang mencapai dua digit.
Selain karena waktunya yang tergolong mepet, WSBP menghadapi hambatan berupa ketergantungan yang tinggi terhadap induk usahanya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT, anggota indeks Kompas100). Hal ini terbukti dari kontribusi WSKT yang mencapai 64% dari total kontrak baru milik WSBP yang diraih pada tahun lalu.
Baca Juga: Anggarkan Rp 200 Miliar, Waskita Beton (WSBP) Bangun Pabrik di Calon Ibukota Baru
“WSKT masih memiliki kendala keuangan yang mencegah WSBP untuk memperoleh proyek baru yang substansial,” terang Joey dalam riset 2 Agustus.
Kendala keuangan tersebut bukan isapan jempol. Sebab, baru-baru ini WSKT bersama lima perusahaan pelat merah lainnya di Indonesia dinilai dalam riset Moody’s Investor Service memiliki risiko utang yang mengkhawatirkan. Moody’s mencatat rasio utang WSKT terhadap ekuitasnya mencapai 359,1%.
Menurut Chris, meski tidak bersifat urgen, diversifikasi kontributor kontrak baru dapat menjadi opsi bagi WSBP untuk mengurangi ketergantungannya terhadap WSKT. Opsi lainnya adalah mengurangi proyek-proyek dengan sistem turnkey. “Paling tidak ini tidak memberatkan cash flow perusahaan,” ujarnya.
Baca Juga: Kontrak baru mini, Waskita Beton Precast (WSBP) telah pakai 55% dari capex
Chris merekomendasikan beli saham WSBP dengan target harga Rp 400 per saham. Di sisi lain, Joey menyarankan hold saham WSBP dengan target Rp 400 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News