Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
Asal tahu saja, berdasar keterangan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) per akhir Agustus 2020 BEI telah mencatatkan ada 37 perusahaan melakukan penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) dan 12 perusahaan melakukan penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dana yang dihimpun melalui aksi itu mencapai Rp 4,2 triliun melalui IPO dan Rp 10,8 triliun melalui rights issue.
Sementara itu, mengutip data dari statistik Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Minggu ke-4 Agustus tahun lalu, sebanyak 31 emiten melakukan IPO saham dan 12 emiten menggelar rights issue.
Baca Juga: Mulai hari ini, Senin (7/9) BEI gelar sesi pre-opening, jam perdagangan belum berubah
Adapun nilai emisi IPO saham lebih mini mencapai Rp 9,04 triliun. Akan tetapi untuk nilai rights issue-nya lebih besar hingga Rp 25,66 triliun.
Sementara, penerbitan obligasi per akhir Agustus ini tercatat Rp 45,9 triliun. Jumlah tersebut lebih mini, tahun lalu obligasi dan sukuk korporasi tahun lalu yang mencapai RpĀ 87,26 triliun.
Walau pencarian dana diprediksi akan terus bertumbuh, Alfred memperkirakan tujuan penggunaan dana yang dihimpun cenderung untuk restrukturisasi kredit.
Diakuinya, di mata investor pencarian dana lewat pasar modal untuk memenuhi kredit memang tidak menarik. Akan tetapi, di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti investor tidak punya banyak pilihan.
Alfred hanya menyarankan investor untuk memilih risiko yang rendah, misalnya saja pencarian dana yang dilakukan oleh pemerintah maupun perusahaan-perusahaan yang berfundamental kuat.