kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dinilai Moody's berisiko, Ini upaya Adhi Karya Tbk (ADHI) jaga rasio utang


Minggu, 22 September 2019 / 13:32 WIB
Dinilai Moody's berisiko, Ini upaya Adhi Karya Tbk (ADHI) jaga rasio utang
ILUSTRASI. Proyek LRT Jabodebek


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Moody’s Investors Service dalam risetnya menyebutkan tingkat liabilitas enam perusahaan pelat merah di Indonesia cukup berisiko. Salah satunya adalah perusahaan konstruksi PT Adhi Karya tbk (ADHI).

Moody’s menyebutkan ADHI memiliki rasio utang terhadap ekuitas alias debt to equity ratio (DER) sebesar 137,5%. Lebih rendah bila dibandingkan DER milik PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang tercatat sebesar 359,1%.

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) resmikan perjanjian kerja sama proyek penyediaan air kota Dumai

Sementara itu, kondisi gearing ratio ADHI tercatat 1,6 kali. Sekretaris Perusahaan ADHI Ki Syahgolang menjelaskan kondisi tersebut masih berasa di bawah covenant sebesar 3,5 kali. Pria yang akrab disapa Kiki itu menjelaskan, ADHI tetap akan menjaga rasio utang tetap sehat di bawah level covenant.

Pertama, melakukan monitoring piutang secara rutin sehingga dapat mempercepat penerimaan arus kas operasi yang lebih baik. Kedua, perusahaan akan tetap ekspansif dengan adanya penambahan proyek baru, rencana investasi, dan pengembangan proyek transit oriented development (TOD).

“Ini diharapkan dapat meningkatkan laba perusahaan,”jelas Kiki kepada Kontan, Jumat (21/9).

Apalagi dalam waktu dekat perusahaan akan menerima dana segar dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp 1,2 triliun. Dan pada akhir tahun, juga diharapkan ada pembayaran dari PT KAI lagi. Sayangnya, Kiki enggan menjelaskan dana yang akan diterima pada pembayaran kedua dari PT KAI tersebut.

Baca Juga: Kementerian BUMN: Sektor konstruksi relatif berisiko

Sementara itu, hingga Agustus 2019, ADHI telah berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 6,8 triliun. Perolehan tersebut baru 22,66% dari target akhir tahun yang dipatok Rp 30 triliun. Di bulan ke delapan, ADHI memperoleh proyek pembangunan dermaga di Surabaya senilai Rp 310,9 miliar dan Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta senilai Rp 265,1 miliar.

Asal tahu saja, ADHI juga memperoleh penugasan berdasarkan Peraturan Presiden No 98 Tahun 2015 beserta perubahannya untuk pembangunan kereta api ringan alias Light Rail Transit (LRT) wilayah Jabodebek tahap I sejak September 2015 dengan nilai pekerjaan Rp 22,8 triliun. Bersamaan dengan itu, ADHI juga tengah menggarap mega proyek LRT City yang berkonsep TOD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×