Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi
Di tahun ini Rahmi melihat sentimen positif yang akan mempengaruhi BBNI adalah penyelesaian lebih awal dari restrukturisasi pinjaman dengan ukuran yang besar, dan keuntungan signifikan dari pangsa pasar pengajuan, yang akan mendukung pinjaman dan ekspansi current account and savings account (CASA).
Sementara itu, untuk sentimen negatif, ia melihat bahwa kualitas pinjaman dan buffer NPL turun di bawah rata-rata peers, dan restrukturisasi yang gagal, sehingga akan memaksa rekening menjadi NPL sebelum cakupan BBNI mencapai 100%.
Di tahun ini Rahmi melihat bahwa laba bersih yang dicatatkan oleh BBNI akan berada di angka Rp 7,9 triliun atau naik sebesar 142,56% secara year on year (yoy), tetapi angka ini belum kembali ke level pra pandemi yang kala itu berhasil mencatatkan laba bersih Rp 15,3 triliun.
Untuk pendapatan di tahun 2021, Rahmi melihat BBNI akan mencatatkan kenaikan pendapatan sampai 3,37% secara yoy, menjadi Rp 54,7 triliun dari Rp 52,9 triliun di tahun 2020.
Rahmi merekomendasikan beli BBNI dengan target harga Rp 8200 per saham.
Selanjutnya: Harga batubara terus naik, simak rekomendasi saham Adaro Energy (ADRO)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News