Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
Terkait landbank, PWON telah merampungkan pembelian lahan tahap II di Semarang seluas 5,2 hektare pada 6 Juni 2024 dengan nilai transaksi Rp121,7 miliar. Sementara itu, Pakuwon Mall Bekasi akan dibuka untuk umum pada November 2024.
‘’Portofolio bisnis beragam pertahankan pertumbuhan laba PWON,’’ ungkap Nurwachidah dalam riset 30 Oktober 2024.
Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) Gencar Ekspansi Pusat Perbelanjaan Baru
Nurwachidah melihat, pendapatan pra penjualan (marketing sales) PWON pun solid dengan capaian Rp 1,13 triliun hingga akhir September atau sekitar 75% dari target setahun penuh. Untuk diketahui, PWON menetapkan pertumbuhan 15% yoy marketing sales menjadi Rp 1,5 triliun di tahun 2024.
Secara keseluruhan, dia memperkirakan, PWON berpotensi mencetak pertumbuhan pendapatan sekitar 7% pada tahun ini menjadi Rp 7,34 triliun. Proyeksi tersebut diyakini mampu tercapai seiring dukungan berbagai insentif dari pemerintah.
Research Analyst MNC Sekuritas Rudy Setiawan memandang bahwa suku bunga rendah dan insentif akan mendorong kepemilikan properti di tahun 2025.
Terlebih lagi, pemerintah juga berkomitmen untuk mencapai "nol backlog" properti pada tahun 2045, dengan defisit saat ini mencapai 10 juta unit pada tahun anggaran 2023.
Lingkungan suku bunga rendah merupakan katalis positif, baik untuk pengembang maupun konsumen. Hal itu karena 72,9% pendanaan proyek berasal dari dana intenal pengembang, sementara 75,5% konsumen memanfaatkan fasilitas hipotek untuk kepemilikan properti.
Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) Resmikan Pakuwon Mall Bekasi
Pemerintah juga akan mendukung penjualan properti lewat dua insentif yakni perpanjangan PPNDTP 100% untuk rumah hingga Rp 5 miliar per unit hingga tahun 2025, serta Penghapusan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Rudy menuturkan, PWON merupakan salah satu perusahan yang akan mendapatkan keuntungan dari program insentif karena bauran produknya yang tinggi di atas Rp 5 miliar per unit. Hal itu sejalan pula dengan rencana manajemen meluncurkan proyek-proyek kelas atas dengan harga melebihi RP 5 miliar.
Insentif pemerintah cukup positif dalam mengurangi biaya tambahan yang dikeluarkan saat membeli properti, yang secara efektif akan memangkas biaya sekitar 16%. Dengan demikian, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk membeli properti lebih cepat.
‘’Kami memproyeksikan bahwa pengembang akan mampu mencapai pertumbuhan marketing sales lebih dari 5% di 2025 didukung oleh insentif pemerintah yang dikombinasikan dengan penawaran promosi dari pengembang yang ditujukan untuk menarik minat konsumen,’’ sebut Rudy dalam riset 11 November 2024.
Baca Juga: Penyerapan Capex Pakuwon Jati (PWON) Capai Rp 1,3 Triliun Hingga Kuartal III-2024