kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.462.000   9.000   0,37%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

Didorong Kolaborasi dengan Tiktok, Intip Rekomendasi GOTO Dari Analis


Selasa, 13 Februari 2024 / 21:13 WIB
Didorong Kolaborasi dengan Tiktok, Intip Rekomendasi GOTO Dari Analis
ILUSTRASI. analis memberikan rekomendasi saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diproyeksikan masih akan negatif di 2024, kendati akan ada perbaikan. Kolaborasi dengan TiktopShop diproyeksikan menjadi salah satu pendorong kinerja perusahaan ekosistem digital ini.

Head Of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, dampak kolaborasi GOTO dengan TiktopShop masih belum terlihat. Menurutnya, masih butuh waktu untuk melihat hasil dari kolaborasi tersebut.

Karenanya, ia memproyeksikan kinerja GOTO masih akan mencatatkan rugi bersih, kendati akan ada progres perbaikan. Menurut Cheril, rugi bersih GOTO tahun ini masih dari akibat persaingan yang masih ketat dan beban keuangan yang besar.

"Meskipun perseroan terus berinovasi dalam mencari berbagai strategi bisnis, tetapi perlu lihat sejauh mana efektivitas kolaborasinya dengan Tiktok. Kami lihat masih perlu waktu setidaknya sampai 2025 untuk mencapai laba positif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2).

Yang jelas, kolaborasi dengan Tiktok dinilai akan meningkatkan pendapatan GOTO dengan biaya promosi yang lebih efisien. Selain itu juga akan meningkatkan brand awareness GOTO.

Baca Juga: GOTO Membantah Bakal Merger dengan Grab

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda juga berpandangan bahwa GOTO masih akan mencatatkan kinerja rugi bersih. Sebab ia menilai masih terdapat sejumlah sentimen negatif yang akan mempengaruhi kinerja perseroan.

Ketidakpastian ekonomi global dapat berdampak negatif pada Indonesia, sehingga dapat terjadinya penurunan permintaan terhadap layanan GOTO. Lalu kenaikan harga bahan bakar dapat menekan margin keuntungan GOTO terutama bisnis transportasi online.

"Kondisi makro ekonomi juga akan mempengaruhi kinerja keuangan GOTO," katanya.

Sebelumnya, isu merger GOTO dengan Grab Holding Ltd. kembali menyeruak ke permukaan. Bahkan, Lead Investment Analyst Stockbit Edi Chandren mengemukakan apabila merger ini terealisasi maka berpotensi berdampak positif terhadap profitabilitas bisnis on-demand services GOTO yang masih mencatatkan kerugian usaha sebesar Rp 1,54 triliun per September 2023.

Hanya saja sentimen positif tersebut telah disangah manajemen GOTO yang menyatakan tidak ada diskusi terkait hal tersebut. Terlepas dari hal tersebut, kolaborasi GOTO dengan Tiktok dinilai masih bisa mendorong kinerja perusahaan ke depan.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli memaparkan, secara jangka panjang, melalui kemitraan dengan TikTok, Tokopedia berpeluang menjadi pemimpin di industri e-commerce dan marketplace di Indonesia.

Menurut Momentum Works, TikTok Shop memiliki pangsa pasar 5% dari total GMV Indonesia pada tahun 2022. Shopee dan Tokopedia adalah pemimpin dengan masing-masing 36% dan 35%.

Lalu dengan modal baru yang disuntikkan oleh TikTok, GOTO dapat meringankan beban pendanaan Tokopedia. Di sisi lain, GOTO juga akan menikmati potensi pertumbuhan berkelanjutan dari Tokopedia.

Biaya operasional bulanan GOTO saat ini mencapai US$ 15 juta - US$ 20 juta atau berkisar Rp 230 miliar - Rp 300 miliar. Cadangan kas GOTO saat ini sebesar Rp 25,2 triliun.

"Ditambah dengan pendanaan tambahan dari TikTok diharapkan dapat memberikan fleksibilitas keuangan yang lebih besar bagi perusahaan untuk mengembangkan dan memperluas beberapa segmen bisnis lainnya," paparnya.

 

Kemudian, mengingat Tokopedia dan TikTok memiliki basis pengguna yang tidak terlalu tumpang tindih, kolaborasi ini akan saling melengkapi. Sekitar 125 juta pengguna aktif bulanan TikTok di Indonesia merupakan target audiens yang berharga bagi Tokopedia dan GOTO untuk memanfaatkan berbagai produk dan layanan.

Selain itu GoTo Financial, induk dari GoPay dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) juga memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan TikTok untuk menyediakan layanan pinjaman GoPayLater dan produk perbankan Bank Jago.

Dengan demikian Christopher dan Cheril merekomendasikan hold GOTO dengan target harga Rp 94 dan Rp 90. Sementara Kiwoom Sekuritas merekomendasikan trading buy GOTO.

"Jika bergerak naik ke resistance-nya di level Rp 91 maka target harganya Rp 108, tetapi jika bergerak turun ke area support-nya ke level Rp 78, maka target harga Rp 86," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×