kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   0,00   0,00%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Intip Rekomendasi Saham Emiten E-Commerce Usai Tiktok Gabung GOTO


Minggu, 21 Januari 2024 / 18:29 WIB
Intip Rekomendasi Saham Emiten E-Commerce Usai Tiktok Gabung GOTO
ILUSTRASI. Potensi penurunan suku bunga dapat memberikan keleluasaan bagi emiten e-commerce di tahun 2024.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Potensi penurunan suku bunga dapat memberikan keleluasaan bagi emiten e-commerce di tahun 2024. Namun persaingan kemungkinan bakal semakin ketat seiring kedatangan Tiktok Shop ke dalam industri ini.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menjelaskan, potensi penurunan suku bunga di tahun 2024 akan berdampak positif terhadap kinerja emiten e-commerce. Suku bunga yang lebih rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya akan meningkatkan konsumsi masyarakat.

“Konsumsi masyarakat yang meningkat akan berdampak positif terhadap penjualan e-commerce,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Minggu (21/1).

Selain itu, lanjut dia, penurunan suku bunga juga akan membuat biaya pendanaan emiten e-commerce menjadi lebih murah. Kondisi tersebut dapat mendukung emiten e-commerce untuk memiliki lebih banyak ruang dalam berekspansi dan berinvestasi.

Baca Juga: Aturan TKDN Kendaraan Listrik Mundur, Ini Efek Bagi Emiten Komponen Otomotif

Sebagai informasi, dalam pengelompokan sektoral Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten e-commerce tergolong dalam sektor teknologi. Terdapat tiga emiten yang mengisi sektor teknologi e-commerce ini yaitu PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), serta PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).

Menurut Sukarno, emiten sektor teknologi e-commerce masih memiliki potensi untuk melanjutkan tren pertumbuhan di tahun 2024. Namun, harapan untuk sektor tersebut bisa menghasilkan laba dinilai masih dihalangi sejumlah tantangan.

“Emiten e-commerce juga menghadapi beberapa sentimen negatif, seperti persaingan yang semakin ketat, serta perubahan perilaku konsumen,” tambah dia.

Sukarno menilai, persaingan yang semakin ketat di industri e-commerce akan membuat emiten e-commerce harus terus berinovasi untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Perubahan perilaku konsumen, seperti meningkatnya penggunaan media sosial untuk berbelanja, juga akan menjadi tantangan bagi emiten e-commerce.

Baca Juga: Saham Emiten Nikel Dibayangi Kelebihan Pasokan

Head of Equity Research Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) Prasetya Gunadi menyoroti persaingan di industri e-commerce, setelah Tiktok Shop menjalin kemitraan dengan Tokopedia. Seperti diketahui, TikTok akan menginvestasikan lebih dari US$ 1.5 miliar dan mengakuisisi 75.01% saham Tokopedia yang diumumkan pada 11 Desember 2023.

Samuel Sekuritas meyakini investasi Tiktok tersebut merupakan hal positif bagi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), mengingat sebagian besar biaya GOTO berasal dari Tokopedia (31.5% dari total biaya) dan menyumbang 23.6% dari total kerugian bersih GOTO selama Januari–September 2023.

“Kami selalu berpendapat bahwa Tokopedia telah mencapai titik puncaknya, terutama tanpa dukungan eksternal,” ungkap Prasetya dalam riset tertanggal 13 Desember 2023.

Baca Juga: Analis Rekomendasikan Beli Saham SSIA, Simak Ulasannya

Prasetya turut melihat bahwa pesaing terdekat Tokopedia di Indonesia yaitu Shopee, yang didukung SEA Group, masih memiliki banyak modal untuk dibelanjakan. Namun, live commerce mulai masuk ke ruang e-commerce Indonesia. Oleh karena itu, dengan TikTok Shop sebagai pemimpin dalam live commerce, maka GOTO mungkin telah menemukan mitra yang tepat.

Selain itu, investasi ini akan memungkinkan GOTO untuk benar-benar fokus pada senjata rahasianya yakni GoTo Financial (GTF), yang menawarkan skalabilitas tinggi. Dengan hadirnya TikTok di Tokopedia, Tokopedia mungkin akan menawarkan banyak produk baru, yang akan membantu meningkatkan transaksi dan meningkatkan take rate GTF lebih jauh.

Prasetya memaparkan, BUKA & GOTO yang berada di coverage Samuel Sekuritas, telah melaporkan pendapatan keuangan mereka yang sesuai dengan estimasi per September 2023. BUKA dan GOTO memperkirakan akan membukukan adjusted EBITDA positif pada kuartal IV-2023.

“Meskipun kami yakin proyeksi keduanya cukup beralasan, kami meyakini BUKA akan menjadi yang pertama mencapai angka tersebut, didukung oleh bentuk bisnisnya, potensi pertumbuhan yang besar, dan margin kontribusi positif selama lima kuartal berturut-turut,” imbuh Prasetya.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Perdagangan Senin (22/1)

Samuel Sekuritas mempertahankan peringkat Netral untuk sektor teknologi. BUKA sebagai top pick dalam sektor ini dengan rekomendasi Buy pada target harga Rp 310 per saham, sedangkan GOTO direkomendasikan buy dengan target harga Rp 120 per saham.

Sementara itu, Sukarno mencermati bahwa PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) juga berpeluang untuk terus bersaing meningkatkan kinerjanya seiring ekosistem yang makin lengkap. Namun, emiten e-commerce Blibli tersebut masih memiliki tantangan karena persaingan semakin ketat dan saat ini cadangan kas yang tersedia tidak begitu besar dibandingkan pemain lainnya. Sehingga, memiliki ruang gerak lebih terbatas untuk bisa berinovasi.

Sukarno memberi rekomendasi Netral untuk BELI mengingat secara valuasi kurang menarik dibandingkan rekan lainnya (peers). Level support - resistance BELI yang bisa diperhatikan di rentang Rp 474 per saham-Rp 486 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×