Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - HONGKONG. Saham perusahaan aluminium terbesar di Rusia, United Company Rusal Plc jatuh hingga 41,8% ke HK$ 2,70 pada hari Senin (9/4) pagi. Hal ini terjadi menyusul diterbitkannya daftar sanksi baru oleh Amerika Serikat (AS) yang menargetkan perusahaan-perusahaan Rusia pada akhir pekan lalu. Sebanyak 12 perusahaan asal Rusia terkena sanksi karena dianggap terlibat dalam kegiatan memfitnah di seluruh dunia.
"Investor bergegas untuk menentukan posisi mereka atau melakukan apa yang harus mereka lakukan," kata Steven Leung, seorang direktur penjualan di UOB Kay Hian seperti dikutip dari Reuters, Senin (9/4).
Oleg Deripaska, pemilik Rusal menyebut tindakan AS menargetkan oligarki Rusia yang memiliki jaringan pasar modal internasional sebagai sesuatu yang tidak berdasar. Sanksi tersebut bisa menimbulkan dampak material bagi bisnis perusahaan. Ada peluang terjadinya kegagalan terkait kewajiban kredit perusahaan.
Rusal, salah satu produsen aluminium terbesar di dunia. Ia berkontribusi atas 7% produksi aluminium global. Selama ini Eropa adalah pembeli terbesar Rusal yaitu pada kisaran 45% kemudian diikuti oleh Asia di level 19% dan dalam negeri Rusia sekitar 18%.
Tak lama berselang pengumuman sanksi tersebut harga aluminium pun langsung menunjukkan penguatan signifikan. Mengutip Bloomberg, harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange tercatat menguat 4% ke level US$ 2.124 pada Senin (9/4) pukul 02.58 waktu setempat dibandingkan akhir pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News