Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang Garuda mampu perkasa terhadap dollar AS karena sentimen dovish-nya The Fed jelang pertemuan FOMC malam ini. Ekonom mencatat pengaruh itu mampu menguatkan nilai tukar rupiah hingga esok.
Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (20/3) nilai tukar rupiah menguat 0,31% ke level Rp 14.188 per dollar AS dari posisi sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.233 per dollar AS.
Sementara dalam kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah menguat 0,02% ke level Rp 14.231 per dollar AS.
Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian mengatakan penguatan rupiah sangat didukung sentimen pasar mengenai dovish-nya The Fed akan suku bunga saat ini. Hal ini membuat aliran dana yang masuk ke negara berkembang menjadi tinggi. Salah satunya ke Indonesia.
“Rupiah cenderung menguat karena selisih suku bunga dengan Amerika Serikat. Itu membuat aset yang menarik bagi pelaku pasar. Dan aliran dana asing yang besar karena The Fed dovish,” ungkap Fakhrul kepada Kontan.co.id, Rabu (20/3).
Sementara dari sisi internal, suku bunga yang tinggi, kata Fakhrul juga mengerek penguatan rupiah. Kondisi ini diyakini Fakhrul dana asing cukup besar masuk ke Indonesia.
“Besok rupiah masih menguat tapi terbatas. Karena pasar sudah mengekspektasi penuh The Fed masih akan dovish atau tidak menaikkan suku bunga. Jadi apapun kondisi atau kejutan menaikkan suku bunga akan mengakibatkan sentimen hati-hati di pasar,” tandasnya.
Besok, rupiah diperkirakan menguat ke level Rp 14.150-Rp 14.200 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News