Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Padahal, 42% dari penjualan alat komatsu periode Januari-November 2019 masih disumbang oleh sektor pertambangan. “Turunnya penjualan alat berat secara signifikan kami lihat akan cukup berefek pada laporan keuangan kuartal IV-2019 mendatang,” ujar Dessy kepada Kontan.co.id, Jumat (20/12).
Dessy sendiri merekomendasikan netral untuk saham sektor konstruksi pertambangan. Namun, khusus untuk UNTR Dessy memasang target harga Rp 22.300 per saham.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) dapat pinjaman Rp 700 miliar dari anak usaha
Meski penjualan alat berat lesu, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai kinerja UNTR masih ditopang oleh pendapatan dari segmen bisnis lainnya.
Aria menilai, dengan kondisi saat ini investor dapat melakukan akumulasi pembelian saham UNTR di saat harga melemah. “Cukup realistis untuk kembali ke harga Rp 23.000 – Rp 24.000 per saham,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Jumat (20/12).
Baca Juga: Penjualan Alat Berat Lesu, United Tractors (UNTR) Genjot Bisnis Emas
Pada perdagangan hari ini, saham UNTR ditutup melemah 2,19% ke level Rp 21.250 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News