kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dibayangi optimisme data pekerjaan di AS, Wall Street bergerak mixed di akhir pekan


Sabtu, 02 Februari 2019 / 06:43 WIB
Dibayangi optimisme data pekerjaan di AS, Wall Street bergerak mixed di akhir pekan


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup bervariasi di akhir perdagangan Jumat (1/2) dibayangi optimisme lonjakan pertumbuhan pekerjaan di Amerika Serikat pada Januari dan diimbangi oleh proyeksi melemahnya prospek Amazon.com Inc yang menghancurkan saham ritel.

Pada Jumat (1/2), indeks The Dow Jones Industrial Average naik 026% ke level 25.063,89, S&P 500 naik 0,09% ke 2.706,53, sementara Nasdaq Composite turun 0,25% ke level 7.263,87.

Dalam sepekan, S&P 500 naik 1,6%, Dow Jones Industrial Average naik 1,3%, sedangkan Nasdaq Composite naik 1,4%.

Berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan data nonfarm payrolls melonjak dengan 304.000 pekerjaan pada Januari. Ini adalah kenaikan terbesar sejak Februari 2018 dan mengalahkan ekspektasi ekonom yang memperkirakan kenaikan 165.000 pekerjaan.

Laporan itu, bersama dengan aktivitas manufaktur ISM yang lebih baik dari perkiraan Januari menjadi dasar yang kuat bagi perekonomian AS.

"Laporan data pengangguran itu menunjukkan bahwa orang ingin kembali bekerja," jelas Tom Martin, manajer portofolio senior GlobAlt Investment seperti dikutip Reuters. 

"Konsumen harus kuat, dan jika konsumen dipekerjakan, konsumen akan tetap kuat." 

Meski begitu, ketika ekonomi  AS stabil, investor tetap khawatir perlambatan ekonomi di luar AS dapat mengganggu pertumbuhan kinerja perusahaan, dimana perusahaan-perusahaan kelas kakap seperi Apple Inc memperingatkan permintaan China yang melambat.

Data menunjukkan sektor manufaktur China turun pada Januari. Ini adalah penurunan bulan kedua berturut-turut dan menambah risiko pertumbuhan ekonomi global di tengah perang dagang dengan AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×