Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) diproyeksi berdampak pada beban PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Emiten pelat merah ini menargetkan adanya peningkatan proporsi pinjaman dengan suku bunga tetap sekitar 40%-60% dari total utang pada tahun depan untuk mengurangi dampak negatif kenaikan suku bunga terhadap profitabilitas tahun depan.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Michael Filbery menyebut, kenaikan BI rate akan secara langsung bertranslasi pada biaya keuangan yang lebih tinggi di kuartal berikutnya.
Adapun JSMR berhasil mempertahankan biaya utang yang lebih rendah sebesar 6,46% pada Agustus 2022, berbanding 6,53% pada Desember 2021. Ini karena lebih banyak pinjaman yang diberikan dengan suku bunga tetap.
Baca Juga: Kerajaan Bisnis Grup Salim Makin Kokoh Pasca Krisis
JSMR menjadi salah satu emiten pelat merah yang kinerjanya menciut pada semester pertama 2022. JSMR memang mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9,59% menjadi Rp 7,54 triliun.
Namun, pada periode ini, JSMR mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 734,75 miliar. Realisasi ini menurun 16,48% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 837,56 miliar.
Penilaian Michael, kinerja JSMR pada enam bulan pertama 2022 kurang menggembirakan. Realisasi laba bersih JSMR berada di bawah estimasi yang dipasang Ciptadana Sekuritas, yakni mencerminkan 43,9% dari proyeksi 2022.
Sementara realisasi pendapatan JSMR juga berada sedikit di bawah ekspektasi Michael, yang merefleksikan 47,9% dari proyeksi Ciptadana Sekuritas tahun ini.
Baca Juga: Anak Usaha Nusantara Infrastructure (META) Kini Kuasai 40% Saham Jalan Layang MBZ
JSMR kebagian berkah arus mudik pada perayaan Idul Fitri tahun ini, yang membuat pendapatan JSMR berhasil tumbuh 8,2% secara kuartalan di kuartal kedua 2022.
Pertumbuhan ini, kata Michael, terutama didukung oleh peningkatan volume transaksi konsolidasi sebesar 6,7% secara kuartalan. Jalan tol induk dan anak perusahaan mencatat lonjakan volume masing-masing sebesar 5,0% dan 16,8% kuartalan, berkat melonjaknya trafik pada pekan kedua Mei 2022 seiring perayaan Idul Fitri.
Michael menyimpulkan, jalan tol baru dapat menjadi sumber pertumbuhan pendapatan bagi JSMR. Pertama, jalan tol baru memiliki tarif per km yang lebih tinggi daripada jalan tol yang lama.
Per paruh pertama 2022, kontribusi pendapatan jalan tol baru meningkat menjadi 45,9%, berbanding 41,6% pada tahun penuh 2021 dari total pendapatan jalan tol JSMR. “Jalan tol baru menawarkan potensi pertumbuhan volume transaksi yang lebih tinggi daripada jalan tol lama,” terang Michael.