kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di Tahun Tikus Logam, ini dua sektor yang diramal bakal mentereng


Sabtu, 25 Januari 2020 / 10:57 WIB
Di Tahun Tikus Logam, ini dua sektor yang diramal bakal mentereng


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini (25/1/2020), warga Tinghoa merayakan tahun baru Imlek. Hans Kwee, Direktur PT. Anugerah Mega Investama menguraikan, memasuki tahun Tikus Logam kalender China, ada dua sektor yang diperkirakan mentereng di tahun ini. 

"Sektor properti dan tambang logam," jelas Hans. 

Dia menguraikan, Tahun Tikus Logam diyakini memiliki unsur tanah paling dominan. Jika dikaitkan dengan sektor propeti, sektor ini akan mendapat dukungan dari suku bunga acuan yang turun 100 basis poin pada tahun lalu, serta beberapa pelongaran di kebijakan loan to value (LTV). 

"Selain itu, tahun lalu masih tahun pemilu di mana banyak orang menahan diri berinvestasi di properti. Sedangkan tahun 2020, setahun setelah pemilu orang mulai berpikir investasi," paparnya. 

Baca Juga: Memasuki tahun Tikus Logam, berikut saham-saham yang bisa dicermati

Hans juga menilai, goyangnya investasi di produk asurasi dan reksadana sedikit banyak membuka angin segar bagi investasi properti. Pasalnya, peluang orang mengalihkan investasi sangat terbuka. "Investor akan berhati-hati dengan penawaran fixed rate industri asuransi akibat khasus Jiwasraya," ujarnya. 

Dia menguraikan, ada beberapa hal yang menyebabkan investor cemas dengan sektor asuransi. Salah satunya, beberapa perusahaan asuransi menawarkan fixed rate lumayan tinggi tetapi melakukan penempatan di investasi saham dan pasar modal yang cenderung berisiko. "Hal ini yang membuka kekawatiran kasus sama terjadi di beberapa perusahaan asuransi," imbuhnya. 

Di sisi lain, industri reksadana juga terpukul akibat rontoknya lebih dari 35 produk reksadana dari beberapa Manajer Investasi di akhir tahun lalu. Selama ini investor percaya investasi reksadana berisiko lebih rendah dari pada membeli sendiri saham. 

Baca Juga: Yuk, cat ulang warna rumah menurut feng shui di tahun Tikus Logam

"Investor kami perkirakaan akan memilih investasi yang menjajikan dan perlu waktu untuk memulihkan trauma yang ada," jelasnya. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×