Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski ditutup melemah, namun dalam sepekan terakhir nilai tukar rupiah cukup terjaga dengan penguatan tipis. Analis menduga perpaduan efek eksternal dan internal mendorong naiknya nilai rupiah walau sangat terbatas.
Di pasar spot, Jumat (19/6) posisi rupiah terhadap USD melemah 0,18% ke level Rp 13.332 dibandingkan hari sebelumnya namun dalam sepekan terakhir terlihat menguat tipis 0,02%. Berbeda dengan di kurs tengah Bank Indonesia nilai rupiah di depan USD Jumat (19/6) menanjak 0,12% di level Rp 13.324 serta sepanjang pekan ini masih merunduk 0,05%.
“Kenaikan tipis minggu ini karena tertolong oleh dua hasil penting di akhir minggu,” kata Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka.
Analisis ini merujuk pada rilis pernyataan The Fed Kamis (18/6) pasca pertemuan FOMC Selasa (16/6) dan Rabu (17/6) lalu. Yang mana Gubernur The Fed, Janet Yellen menyatakan bahwa peluang kenaikan suku bunga AS bisa terjadi pada akhir tahun 2015 mendatang atau setidaknya awal tahun 2016.
Ini menimbulkan pesimisme di pasar akibat terhapusnya peluang kenaikan The Fed rate pada September 2015. Serta dukungan dari faktor internal lewat keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga di level 7,5%. “Saat ini suku bunga kita yang tinggi masih atraktif bagi pasar sehingga keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga berdampak positif bagi rupiah,” papar Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News