Reporter: Namira Daufina, Widiyanto Purnomo, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Mata uang rupiah masih dalam tekanan, Selasa (31/3). Data Bloomberg memperlihatkan di pasar spot rupiah melemah tipis 0,07% ke Rp 13.084 dari sebelumnnya Rp 13.075 per dollar AS.
Sementara itu, jika merujuk kurs referensi Jakarta interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah menguat tipis ke Rp 13.084 per dollar AS atau 0,01% dari Rp 13.086 per dollar AS.
Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menjelaskan, rupiah melemah karena keperkasaan dollar. Senin (30/3) pukul 16.30 WIB, indeks dollar bertengger di level 97,60 atau naik 0,32% dari hari sebelumnya.
"Kenaikan ini karena pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen yang menegaskan komitmen kenaikan suku bunga AS tetap terjaga di tahun ini," kata Faisyal.
Dengan pernyataan hawkish Yellen, optimisme pasar akan kenaikan suku bunga AS kembali terbangun. Rilis data personal spending AS Februari 2015 naik menjadi 0,3%, dari sebelumnya 0,2%. Data ekonomi ini juga menopang penguatan dollar AS.
Di sisi lain, keadaan ekonomi dalam negeri justru melemahkan pertahanan rupiah. "Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat tingkat inflasi Indonesia berpeluang naik," jelas Faisyal.
Sebelumnya BI juga sudah memprediksi, inflasi Indonesia bulan Maret 2015 akan meningkat. Apalagi ada wacana yang beredar bahwa kenaikan harga BBM masih akan berlanjut. Ini akan memberikan tekanan terhadap rupiah. "Rupiah akan melanjutkan pelemahan pada Selasa (31/3)," kata Faisyal.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual juga melihat, pelemahan rupiah terkait penguatan dollar pasca pidato Yellen akhir pekan lalu. David memprediksi hari ini rupiah akan bergerak konsolidasi. "Jika ada pelemahan sifatnya terbatas," kata David.
Asal tahu saja, indeks dollar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,72 % di 97,991 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,0823 dollar dari 1,0899 dollar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,4815 dollar dari 1,4873 dollar. Dollar Australia turun ke 0,7652 dollar dari 0,7756 dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News