kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Di pasar Asia, kilau emas masih memudar


Kamis, 21 November 2013 / 09:41 WIB
Di pasar Asia, kilau emas masih memudar
ILUSTRASI. Promo JSM Superindo 8-10 Juli 2022, Diskon Besar Menjelang Idul Adha.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia diperdagangkan mendekati level terendah dalam empat bulan terakhir pagi ini (21/11). Mengutip data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat turun 0,2% dan naik 0,4% sebelum akhirnya parkir di posisi US$ 1.248,89 per troy ounce pada pukul 09.03 waktu Singapura.

Kemarin, harga emas sempat anjlok 2,7% menjadi US$ 1.241,13 per troy ounce yang merupakan level terendah sejak 9 Juli lalu. Sementara, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun 0,9% menjadi US$ 1.246,80 per troy ounce di Comex.

Salah satu sentimen yang mempengaruhi pergerakan harga emas adalah dirilisnya rekaman hasil pertemuan the Federal Reserve yang menunjukkan bahwa bank sentral AS tersebut akan menurunkan nilai stimulus mereka dalam beberapa bulan ke depan. Jika hal itu terjadi, tentunya permintaan emas sebagai lindung nilai inflasi akan ikut menurun.

"Pembicaraan mengenai tapering memberatkan pergerakan harga emas dan mengerek pamor dollar AS. Emas menjadi sangat tidak populer jika tingkat inflasi terjaga," jelas Scott Gardner, analis Verdmont Capital SA di Panama City.

Sekadar informasi, pada rekapan hasil pertemuan the Fedeal Reserve pada pertemuan yang berlangsung 29-30 Oktober 2013 lalu, diketahui  the Fed memberikan sinyal bahwa bank sentral akan mulai memangkas nilai pembelian obligasi dalam beberapa bulan ke depan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×