Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Saat ini, PT Dharma Satya Nusantara (DSN) tengah serius menyiapkan langkah ekspansi. Salah satunya yakni dengan menetapkan capital expenditure (capex) atawa modal kerja. Tidak tanggung-tanggung, Dharma Satya sudah menyiapkan capex senilai US$ 270 juta atau sekitar Rp 2,62 triliun yang bakal digunakan untuk tiga tahun ke depan.
Djojo Boentoro, Direktur Utama DSN, mengungkapkan, duit tersebut akan digunakan untuk pengembangan fasilitas DSN. "Secara garis besar, setiap tahun akan kami gunakan sekitar US$ 90 juta," imbuhnya disela kegiatan paparan publik initial public offering (IPO) DSN, Rabu (8/5).
DSN menargertkan, dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, perusahaan bakal memiliki 27.000 hektare lahan yang diisi dengan bibit baru. Dalam pelaksanaannya, manajemen tidak mengakuisisi lahan baru. Soalnya, DSN memiliki stok tanah sekitar 181.000 hektare. Dari lahan seluas itu, 61.025 hektare lahan sudah ditanami sawit.
"Kami juga akan membangun dua pabrik CPO baru," ujar Djojo.
Pembangunan pabrik pertama sudah dimulai pelaksanaannya beberapa waktu lalu. Sementara, untuk pabrik kedua akan dibangun pada kuartal I 2014 mendatang. Ditargetkan, dua pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi masing-masing 60 ton per jam.
Selama ini, DSN sudah memiliki lima pabrik CPO dengan total kapasitas produksi 330 ton per jam. "Jadi, jika pabrik tersebut selesai, kami memiliki kapasitas produksi 450 ton per jam," pungkas Djojo.
Catatan saja, DSN merupakan salah satu perusahaan yang terbesar di industrinya untuk hasil TBS dan OER. Hasil produksi TBS Perseroan mencapai 22,9 ton per hektare, sementara OER stabil di level 24% selama tiga tahun terakhir, melampaui perusahaan sejenis di Indonesia dan Malaysia.
Selain itu, perseroan juga bisnis kayu, yang saat ini penyebaran pasarnya antara lain, Asia (non-Jepang) 27%, Jepang 21%, Indonesia 14%, Amerika Utara 14%, Timur Tengah 11%, dan Eropa 7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News