Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) berharap kinerja positif yang diraih pada semester I-2024 dapat berlanjut pada sisa tahun ini di tengah dinamika harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di pasar global.
Sebagaimana yang diketahui, DSNG meraih kenaikan pendapatan sebesar 7,9% year on year (yoy) menjadi Rp 4,70 triliun pada semester I-2024. Laba bersih DSNG juga naik 41,2% yoy menjadi Rp 508,20 miliar.
Kinerja positif ini didukung oleh kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) CPO milik DSNG sebesar 3,2% sepanjang semester I-2024.
Dari sisi operasional, volume penjualan CPO DSNG sebenarnya turun 2,2% yoy menjadi 292.032 ton pada paruh pertama 2024. Hal ini dibarengi oleh penurunan produksi CPO sebesar 2,6% yoy menjadi 296.518 ton.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Optimistis Kinerja Positifnya Berlanjut di Semester II
Jenti Widjaja, Chief Finansial Officer Dharma Satya Nusantara mengatakan, untuk semester II-2024 pihaknya berharap kinerja keuangan DSNG setidaknya mirip atau lebih baik dibandingkan capaian semester pertama.
Ini dengan catatan bahwa harga CPO bertahan atau lebih tinggi dari harga sekarang. Tentu ini perlu dibarengi oleh produksi CPO yang serupa atau lebih tinggi pada semester kedua.
Dia menjelaskan, harga CPO terbentuk dari dinamika pasar yang bergerak dinamis mengikuti permintaan dan penawaran, serta kondisi-kondisi lainnya seperti peraturan dan kebijakan pemerintah, dinamika global seperti kondisi iklim, perang, dan lainnya yang di luar kontrol perusahaan.
Selain harga CPO, kinerja DSNG khususnya di sisi bottom line juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Misalnya, harga pupuk yang merupakan salah satu komponen biaya terbesar dalam produk kelapa sawit, tingkat suku bunga pinjaman serta kurs mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Baca Juga: Laba Dharma Satya Nusantara (DSNG) Meningkat 6,6% pada Kuartal I-2024
“Ini mengingat perusahaan masih memiliki sejumlah kewajiban dalam mata uang dolar AS,” kata dia, Jumat (2/8).
Manajemen DSNG juga kembali menjelaskan bahwa penurunan produksi CPO pada semester I-2024 disebabkan oleh penurunan pembelian tandan buah segar (TBS) dari pihak eksternal.
Adapun produksi TBS yang berasal dari perkebunan inti dan plasma DSNG sebenarnya masih mampu naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Hingga saat ini, DSNG belum merevisi target pertumbuhan produksi CPO tahunan sebesar 5% hingga akhir 2024 nanti. “Kami berharap produksi TBS di semester kedua akan lebih baik dan disertai dengan perbaikan rendemen CPO,” imbuh Jenti.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Bidik Pertumbuhan Produksi CPO 5% pada Tahun 2024
Lebih lanjut, sampai saat ini DSNG telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar 40% dari total capex yang digelontorkan tahun 2024 sebanyak Rp 800 miliar.
Capex tersebut terserap untuk kegiatan seperti peningkatan produktivitas kebun, infrastruktur, mekanisasi fasilitas produksi, penyelesaian pabrik bioCNG kedua, hingga penanaman kembali (replanting).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News