Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Meski begitu, Irianto mengatakan kinerja bisnis DRMA masih akan terkait dengan pasar otomotif, khususnya penjualan kendaraan. Sampai dengan kuartal III-2024, DRMA mengantongi penjualan neto senilai Rp 4,02 triliun.
Penjualan DRMA menurun 5,18% secara tahunan (year on year/yoy) yang kala itu mencapai Rp 4,24 triliun.
"Revenue turun, karena kita tahu pasar domestik penjualan mobil turun banyak, mungkin lebih dari 15%. Tahun ini diperkirakan hanya 850.000 unit dibandingkan tahun lalu 1 juta unit. Kami bersyukur revenue hanya turun 5%," terang Irianto.
Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Bidik Ekspor Motor Listrik Roda Tiga
Secara bottom line, laba bersih DRMA menyusut 20,66% (yoy) dari Rp 519,41 miliar menjadi Rp 412,07 miliar hingga September 2024. Laba bersih DRMA menyusut pada level tersebut karena adanya pengurangan negatif goodwill dari akuisisi yang dilakukan pada tahun lalu.
Tanpa menghitung adanya negatif goodwill dari akuisisi, maka penurunan laba bersih DRMA berada di level 11,2%. Meski secara tahunan (yoy) turun, namun Irianto menegaskan bahwa performa DRMA secara kuartalan (QoQ) mengalami kenaikan secara pendapatan maupun laba.
Irianto pun optimistis bisa menjaga tren kenaikan kinerja pada kuartal IV-2024. Dengan begitu, DRMA mengincar pendapatan dan laba bersih di akhir tahun 2024 bisa stabil dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Serap Capex Rp 200 Miliar per Semester I-2024
"Target kami paling tidak revenue mirip-mirip dengan tahun lalu. Begitu juga laba bersih, target kami minimal sama. Tapi kami berharap bisa lebih sampai akhir tahun," tandas Irianto.
Selanjutnya: Pertamina Geothermal (PGEO) Targetkan Pengembangan PLTP 1,5 GW pada 2030
Menarik Dibaca: Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, IDSurvey Gelar Relawan Bakti di Kampung Srikandi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News