Reporter: Aloysius Brama | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun 2019 ini beberapa surat utang emiten, baik obligasi maupun sukuk, akan memasuki jatuh tempo. Dalam data yang dihimpun Kontan.co.id, setidaknya ada lima emiten yang surat utangnya akan jatuh tempo pada pengujung semester satu tahun ini atau sekitar bulan Juni.
Sedangkan lainnya akan memasuki jatuh tempo pada bulan September. Kelima emiten yang obligasinya akan memasuki jatuh tempo pada bulan Juni ini adalah PT Waskita Karya Tbk (WSKT, anggota indeks Kompas100 ini), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF, anggota indeks Kompas100 ini), PT Indosat Tbk (ISAT, anggota indeks Kompas100 ini), PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), dan PT Bank Permata Tbk (BNLI, anggota indeks Kompas100 ini).
Nilai obligasi emiten-emiten tersebut bervariasi. Obligasi WSKT dan INDF sendiri mencapai Rp 2 triliun. Sedangkan ISAT harus melunasi utang dalam bentuk obligasi senilai Rp 1,2 triliun.
Setelahnya PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) harus melunasi utang sebesar Rp 1 triliun. Dan terakhir PT Bank Permata harus melunasi utang senilai Rp 700 miliar.
Dari beberapa emiten yang memiliki jatuh tempo obligasi pada bulan Juni, WSKT dan ISAT mengaku sudah siap untuk melunasinya. Corporate Secretary WSKT Shastia misalnya mengatakan bahwa perusahaan sudah menyiapkan sejumlah penerimaan dari proyek untuk melunasi obligasi tersebut. Ketika ditanya mengenai realisasi obligasi Penawaran Umum B.
Tahap I 2016 itu, Shastia mengatakan dana tersebut digunakan untuk modal kerja perusahaan pada tahun tersebut. “Selain itu juga kami alokasikan untuk investasi perusahaan,” katanya, Rabu (8/5).
Senada dengan Shastia, Corporate Secretary ISAT Turina Farouk mengatakan bahwa pihaknya juga mengaku sudah siap melunasi obligasi yang akan jatuh tempo pada Juni nanti itu. “Kita sudah siapkan dari dana internal dan dana pinjaman yang belum kami gunakan,” kata Turina, Rabu (8/5).
Turina menjelaskan perusahaan sudah menyiapkan hal tersebut dari jauh-jauh hari demi menjaga debt equity ratio (DER) perusahaan.
Turina menjelaskan dana dari penerbitan obligasi tersebut digunakan perusahaan untuk berbagai kebutuhan. Selain dialokasikan untuk capital expenditure atau belanja modal, perusahaan juga menggunakan dana tersebut untuk membayar biaya hak penggunaan Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio (IPSF). “Obligasi itu juga kami alokasikan untuk melunasi Obligasi Indosat II tahun 2002 seri B,” tuturnya.
Sama seperti WSKT dan ISAT, emiten perbankan PT Bank Permata Tbk (BNLI) juga mengaku sudah menyiapkan dana untuk melunasi obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap 1 Tahun 2012 sebesar Rp 700 miliar itu.
“Dana dari obligasi itu digunakan sebagai modal pelengkap perusahaan untuk membiayai aktiva produktif dalam pengembangan usaha kami,” kata Direktur Keuangan Permata Bank Lea Kusumawijaya.
Sementara itu dua emiten lain yang obligasinya akan jatuh tempo pada bulan Juni yakni INDF dan TAXI tidak memberikan respon apa pun ketika ditanya mengenai hal tersebut.
Emiten lain yang obligasinya akan memasuki jatuh tempo pada bulan September adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Sekretaris Perusahaan Jasa Marga Agus Setiawan menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum menentukan bagaimana pembiayaan pelunasan obligasi tersebut.
“Masih kita lihat bagaimana perkembangan kondisinya nanti,” kata Agus ketika dihubungi Kontan.co.id.
Nilai obligasi yang harus dilunasi oleh JSMR sendiri pada September 2019 adalah sebesar Rp 1 triliun. Meski begitu, ia sendiri menjamin perusahaannya bisa melunasi utang yang akan jatuh tempo pada bulan September itu.
“Kami memiliki dana standby loan dari perbankan senilai lebih Rp 3 triliun. Artinya kami bisa saja memanfaatkannya untuk melunasi obligasi sebagai bagian dari rencana bisnis perusahaan,” tandasnya.
Sedangkan emiten lain yang harus melunasi obligasi pada bulan September 2019 adalah CIMB. Nilainya mencapai Rp 766 miliar. Meski begitu ketika coba dihubungi, pihak CIMB tidak memberikan jawaban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News