kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,92   -8,44   -0.91%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Perang dagang buat rupiah dalam tren bearish


Rabu, 08 Mei 2019 / 19:34 WIB
Ekonom: Perang dagang buat rupiah dalam tren bearish


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada kuartal-II sepertinya masih dalam tekanan. Ekonom Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri menilai rupiah bergerak terbatas tertekan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang masih mengambang.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (8/5) rupiah ditutup melemah 0,11% di level Rp 14.295 per dollar AS. Adapun dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) menguat tipis 0,02% menjadi Rp 14.305 per dollar AS.

Sementara, dalam sepekan mata uang Garuda terkoreksi 0,3% yakni senilai Rp 14.252 per dollar AS (2/5). Bahkan sepanjang kuartal-II rupiah loyo 0,36% atau berada di level Rp 14.243 per dollar AS pada akhir kuartal-I.

Tensi rerang dagang AS dan China masih naik turun. Setelah beberapa hari lalu Trump menegarkan kepada China untuk segera menerapkan tarif impor terhadap barang China yang naik 25%, aka nada pertemuan kedua negara tersebut di China besok sampai dengan Jumat (10/5) waktu setempat.

Reny mengartakan pasar masih cenderung mengkhawatirkan ekonomi global, dan merasa aman jika memilih dollar AS. Mata uang Garuda makin melempem ditambah sentimen dalam negeri yang mana periode kuartal-II memasuki musim dividen.

“Korporasi akan membutuhkan dollar AS lebih banyk dari pada periode sebelumnya,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Selasa (8/5).

Kata Reny potensi tekanan eksternal berkurang di tahun ini, pasar masih punya nafsu untuk investasi di pasar emerging market baik pasar uang, saham, atau obligasi. Ia meramal sampai dengan akhir tahun nilai tukar rupiah di rentang Rp 14.200-Rp 14.300 per dollar AS.

Suplemen dari stabilitas ekonomi dalam negeri tampaknya masih oke. Kata Reny, pertumbuhan ekonomi membaik dengan harapan konsumsi rumah tang meningkat, karena ekspor sepertinya bakal sulit digenjot karena pasar global tengah nelangsa.

“Secara fundamental masih cukup akomodatif dengan suku bunga BI yang masih bertahan di level 6%,” kata Reny.

Ia menambahkan defisit neraca berjalan diharapkan dapat lebih kecil di tahun ini. Ia memproyeksi sampai dengan akhir tahun di level 2,78% lebih kecil dibandingkan akhir tahun lalu di level 2,9% sehingga rupiah masih bisa menguat di tahun ini.

Untuk perdagangan Kamis (9/5) besok, Reny meramal rupiah masih berpotensi melemah dan bakal berada di kisaran harga RP 14.285-Rp 14.345 per dollar AS.

Sementara untuk sepekan ke depan di rentang Rp 14.144-Rp 14.270 per dollar AS. “Masih ada potensi menguat pekan depan, jika progres perang dagang positif, saat ini masih wait and see,” tutur Reny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×