kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.576.000   -14.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.778   -4,00   -0,02%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Denda Aktivitas Usaha di Hutan Berlaku, Cermati Rekomendasi Saham CPO dan Tambang


Kamis, 25 Desember 2025 / 20:16 WIB
Denda Aktivitas Usaha di Hutan Berlaku, Cermati Rekomendasi Saham CPO dan Tambang
ILUSTRASI. Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (KONTAN/Cheppy A. Muchlis). Pemerintah akan menerapkan denda administratif agresif bagi aktivitas usaha di kawasan hutan pada 2026, yang berpotensi mengenakan denda.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

Sebaliknya, emiten yang masih menyimpan risiko terkait tumpang tindih kawasan hutan berpotensi menghadapi tekanan laba, peningkatan liabilitas, hingga penurunan valuasi. 

“Dalam konteks inilah, strategi investasi di sektor CPO dan pertambangan harus semakin selektif,” ujar dia, Kamis (25/12).

Hendra pun menilai, kebijakan denda atas pelanggaran aktivitas perkebunan CPO dan pertambangan di kawasan hutan bukan menjadi akhir dari daya tarik kedua sektor tersebut, melainkan menjadi mekanisme seleksi alam.

Baca Juga: Rekomendasi Saham BRI Danareksa Senin (22/12): Buy AMMN, ENRG, UNVR, dan Sell MIKA

Kembali lagi, emiten yang disiplin, transparan, dan punya neraca keuangan solid akan tetap diminati investor atau bahkan berpeluang mendapat valuasi premium. Namun, emiten dengan tata kelola lemah akan semakin terdiskon oleh pasar.

Di sektor perkebunan CPO, Hendra menjagokan PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT). LSIP dapat menjadi salah satu saham yang menarik secara spekulatif yang mana emiten ini memiliki profil sebagai emiten perkebunan yang relatif mapan dengan struktur keuangan sehat. 

 

Dia pun merekomendasikan speculative buy saham LSIP dengan target harga di level Rp 1.300 per saham dengan asumsi sentimen harga komoditas tetap kondusif dan tidak muncul isu hukum terkait lahan.

Sementara itu, BWPT dapat diperlakukan sebagai saham trading dengan pendekatan defensif. Rekomendasi buy on weakness diberikan untuk saham BWPT dengan target teknikal di kisaran level Rp 160 per saham.

“Namun demikian, BWPT juga menjadi contoh bahwa emiten perkebunan menengah perlu dicermati lebih dalam terkait kepastian lahan dan kapasitas keuangan bila denda administratif benar-benar diterapkan pada masa depan,” ungkap Hendra.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Blue Chip untuk Perdagangan Hari Ini (18/12)

Di sektor pertambangan, Hendra menyebut saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) masih dipandang menarik meski sektor batubara menghadapi fase normalisasi harga.

Saham ADRO layak direkomendasikan speculative buy dengan target harga di level Rp 2.050 per saham. Risiko denda kawasan hutan tetap perlu diperhitungkan, namun ADRO dinilai memiliki kapasitas mitigasi yang jauh lebih baik.

Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) juga disarankan speculative buy dengan target harga Rp 2.700 per saham.

INDY memiliki eksposur bisnis yang terdiversifikasi dan peluang pemulihan jika efisiensi dan optimalisasi aset berjalan sesuai rencana.

Selanjutnya: Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?

Menarik Dibaca: 578.108 Pelanggan Gunakan Layanan Kereta Api di Bandung Selama Nataru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×