kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Delapan emiten termasuk Grup Salim cum date dividen pekan depan, simak prospeknya


Jumat, 17 Juli 2020 / 21:05 WIB
Delapan emiten termasuk Grup Salim cum date dividen pekan depan, simak prospeknya
ILUSTRASI. Pekan depan terdapat delapan emiten, termasuk Grup Salim bakal memasuki periode cum date dividen.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan depan terdapat delapan emiten, termasuk Grup Salim bakal memasuki periode cum date dividen. Emiten Grup Salim yang bakal bagi dividen adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang membagikan dividen Rp 215 per saham. Kemudian PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan dividen senilai Rp 15 per saham.

Selain itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) bakal membagikan dividen senilai Rp 278 per lembar saham. Emiten barang konsumer lainnya yang akan membagikan dividen adalah PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) senilai Rp 80 per saham.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyarankan apabila investor ingin mengoleksi dividen, maka perlu memperhatikan saham yang memberi yield dividen lebih dari 3%. Dus, saham yang disarankan dengan indikator tersebut antara lain INDF dengan dividend yield 4,24% di harga penutupan saat ini Rp 6.550, kemudian PT Indostar Tbk (INDS) dengan yield dividen 4,29% di harga penutupan Rp 2.330 dan saham PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) dengan yield dividen 4,57% di harga penutupan Rp 214. Adapun dividen yang dibagikan oleh INDS dan IPCM masing-masing sebesar Rp 100 dan Rp 9,8. 

Kemudian emiten lain yang membagikan yield dividen lebih dari 3% adalah saham KEJU dengan yield 7,34% di harga penutupan hari ini, Jumat (17/7) sebesar Rp 1.090 dan saham PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) yang membagikan dividen Rp 300. Yield dividen DUTI di harga penutupan Rp 5.950 mencapai 5,04%. "Kalau sekarang kan suku bunga acuan 4% sedangkan bunga deposito 5%-6%, sehingga dividend yield 3% sudah menarik," jelas Hans. 

Baca Juga: Indofood CBP (ICBP) menebar dividen Rp 215 per saham, catat jadwalnya

Setelah melihat yield dividen, Hans menyarankan investor untuk tetap melihat fundamental. Hans melihat saham-saham milik Grup Salim memiliki fundamental yang bagus yaitu LSIP, ICBP, dan INDF. Sedangkan untuk emiten properti seperti DUTI, Hans menyarankan investor yang ingin mengoleksinya bisa beli untuk jangka panjang. 

"DUTI bagus tetapi properti butuh waktu lebih lama, kalau melihat Covid-19 diprediksi 2021 baru akan pulih. Properti akan lebih lama lagi, mungkin akan membaik di 2023-2025," imbuh dia.

Selain itu, Hans juga menyarankan investor untuk mengoleksi saham-saham yang biasanya membagikan dividen dengan yield tinggi tapi saat ini harga sedang terkoreksi. Sehingga apabila kondisi sudah membaik dan emiten tersebut membagikan dividen, investor bisa mendulang keuntungan yang lebih tinggi lagi. 

Baca Juga: Indospring (INDS) bakal membagikan dividen tunai Rp 100 per saham

Sementara itu, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menjelaskan saat ini yield dividen rata-rata masih di sekitar 2%-3%. Di tengah kondisi penurunan harga saham saat ini, sebenarnya dapat menjadi peluang bagi investor untuk mendapatkan yield dividen yang lebih besar lagi. 

"Investor dapat memperhatikan pergerakan harga menjelang cum date. Investor yang memang mencari dividend, perlu diperhatikan juga prospek dari sahamnya dalam jangka menengah maupun panjang," kata Okie. 

Untuk saham yang cukup menarik, lanjut Okie, pada pekan depan adalah ICBP dan INDF. Dari segi bisnis INDF dan ICBP saat ini cukup masif dalam melakukan ekspansi. Selain brand dari Indofood yang juga kuat, sektor industri konsumsi dapat dikatakan cukup defensif dan mampu bertahan melawan perlambatan yang terjadi saat ini. 

Baca Juga: Jasa Armada Indonesia (IPCM) akan membagikan dividen Rp 51,76 miliar, simak jadwalnya

Selain itu tekanan pada industri CPO dalam beberapa tahun belakangan dinilai akan dapat pulih pada tahun ini. Sehingga bisnis dari INDF diharapkan akan lebih baik pada tahun ini. Hal ini tercermin pada pergerakan harga CPO yang sudah berangsur membaik. 

"Selain itu, peluang dari palm kernel shell yang rencana akan digunakan oleh Jepang dalam mendukung green energy menjadi sebuah kesempatan bagi pelaku sawit Indonesia untuk dapat memperbaiki kinerja," imbuh Okie. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×