kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Defisit pasokan angkat aluminium


Jumat, 29 Januari 2016 / 07:04 WIB
Defisit pasokan angkat aluminium


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pernyataan pimpinan tertinggi China membawa sentimen positif bagi harga aluminium. Tapi, harga aluminium masih rawan tekanan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (28/1), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menurun 0,3% ke US$ 1.521 per metrik ton dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga aluminium justru menguat 2,6%.

Penguatan aluminium didorong pernyataan Presiden China Xi Jinping yang berjanji meningkatkan permintaan aluminium di tengah lesunya ekonomi Asia.

Xi mengatakan, Tiongkok China harus mengurangi kapasitas produksi, sembari memperluas agregat permintaan untuk logam industri termasuk aluminium. Tapi harga aluminium kembali tertekan. Ini dipicu pernyataan Barclays yang memperkirakan, permintaan logam China akan tumbuh paling lambat sejak tahun 1998.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, pergerakan harga aluminium ditopang sentimen positif dari pernyataan The Fed. Dalam pengumuman Kamis dini hari (28/1) The Fed tetap mempertahankan suku bunga di level 0,5% dan tidak membahas kembali kenaikan pada Maret.

Ini menekan indeks dollar. Tetapi, jika melihat kondisi saat ini, aluminium memang dalam fase konsolidasi hingga semester pertama tahun 2016. Ibrahim tidak melihat potensi peningkatan permintaan tahun ini.

Berdasarkan prediksi Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi China tahun ini hanya sebesar 6,7% atau lebih lambat dari tahun 2015. "Sektor manufaktur dan infrastruktur masih melambat," ujar Ibrahim.

Di sisi lain, produsen aluminium Alcoa Inc melihat adanya potensi defisit pasokan aluminium. Alcoa memprediksi permintaan global akan melebihi produksi tahun ini dan mencatat rekor sebesar 1,2 juta metrik ton.

Menurut analisa Alcoa, pelemahan harga memaksa para produsen memangkas produksi. Ini menyebabkan defisit yang setara dengan 2% permintaan. Berdasarkan data terakhir yang dikumpulkan Bloomberg, konsumsi aluminium global mencapai 53,3 juta ton pada tahun 2014.

Perkiraan Alcoa ini dengan mengasumsikan, pengumuman China yang memangkas produksi sebesar 3,9 juta ton pada semester kedua tahun lalu sepenuhnya diterapkan mulai April 2016.

Meski tanpa kenaikan permintaan Ibrahim melihat, potensi penguatan harga aluminium tetap ada menjelang akhir tahun nanti. Bank Sentral China terus mengupayakan stimulus untuk mengangkat ekonomi Negeri Panda.

Secara teknikal Ibrahim melihat, harga aluminium berpotensi menguat. Indikator bollinger band dan moving average 30% di atas bollinger bawah. Lalu indikator stochastic 70% positif, moving average convergence divergence (MACD) 60% negatif dan relative strength index (RSI) 60% positif.

Ibrahim memprediksi, harga aluminium akan bergerak di US$ 1.516 – US$ 1.530 per metrik ton pada hari ini dan US$ 1.500 – US$ 1.590 per metrik ton sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×