Reporter: Dina Farisah | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Nilai tukar yen bergerak mendatar terhadap mata uang utama dunia lainnya. Data produk domestik bruto (PDB) Jepang yang lebih baik dari prediksi, serta angka defisit China yang melebar menopang pergerakan nilai tukar yen.
Kemarin (10/3), nilai tukar yen sempat dibuka menguat terhadap semua mata uang utama dunia. Hingga pukul 18.00 WIB, kemarin, pasangan EUR/JPY tetap berada di level yang sama dengan Jumat pekan lalu di level 143,33. Pasangan USD/JPY naik 0,04% menjadi 103,32. Sementara, AUD/JPY turun 0,35% menjadi 93,3230.
Data defisit neraca perdagangan China bulan Februari 2014 yang sebesar US$ 23 miliar justru menguntungkan yen. Defisit tersebut merupakan yang terbesar dalam dua tahun terakhir. “Risiko geopolitik memainkan peran penting. Jika masih ada sentimen risiko China maka yen akan mendapatkan dukungan,” kata Emma Lawson, dari National Australia Bank Ltd seperti dikutip Bloomberg.
Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures bilang, pasangan EUR/JPY sempat menguat usai pernyataan pejabat bank sentral Eropa (ECB), Mario Draghi yang menegaskan bahwa tidak ada ancaman deflasi pada zona Eropa. Statemen itu berhasil meredam kekhawatiran pelaku pasar.
Sedangkan, penguatan USD/JPY, menurut analis PT SoeGee Futures Alwi Assegaf, karena data nonfarm payrolls AS bulan Februari yang membaik yaitu bertambah sebanyak 175.000 pekerja, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 129.000 pekerja.
Sebaliknya, Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia menilai, penurunan AUD/JPY karena data tenaga kerja AS itu membuat dollar AS menguat sehingga aussie melemah.
Sedangkan, penguatan yen atas aussie dipengaruhi oleh rilis data PDB Jepang pada kuartal IV-2013 yang mencetak angka minus 0,3%. "Meski negatif, namun angka ini lebih baik daripada ekspektasi sebesar minus 0,4%," kata Juni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
