kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

DeepSeek dan Alibaba Tancap Gas, Begini Efeknya ke Saham Teknologi Indonesia


Kamis, 30 Januari 2025 / 18:36 WIB
DeepSeek dan Alibaba Tancap Gas, Begini Efeknya ke Saham Teknologi Indonesia
ILUSTRASI. Prospek sektor teknologi


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. China kembali menggemparkan dunia dengan kemunculan aplikasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang bernama DeepSeek. 

Imbasnya terlihat langsung pada pergerakan saham-saham teknologi global. Di pasar saham Amerika Serikat (AS), Nasdaq menutup perdagangan Kamis (20/1) dengan koreksi 0,51%. 

Saham teknologi papan atas asal Negeri Paman Sam, Nvidia ambruk 4,10%. Sejalan, saham Oracle Corp juga ikut ambruk 1,21% setelah pesaing ChatGPT itu meluncur. 

Belum tuntas urusan DeepSeek, Alibaba Group baru merilis versi terbaru model AI, yakni Qwen 2.4. Teknologi anyar ini diklaim mampu melampaui DeepSeek V3. 

Baca Juga: Dukung Hilirisasi, Holding Danareksa Pacu Transformasi Kawasan Industri BUMN

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer bilang memang perkembangan AI dari China mengguncang pasar teknologi global dan menyebabkan saham raksasa AS turun.

“Namun dampaknya hanya bersifat jangka pendek sebagai reaksi terhadap inovasi baru,” jelasnya saat dihubungi Kontan, Kamis (30/1). 

Sebab, lanjut Mifta, dalam jangka munculkan teknologi anyar ini bisa mendorong persaingan dan dapat menghasilkan inovasi yang lebih kuat serta beragam ke depannya.

Kendati begitu, dia mencermati efek langsung dengan menguatnya teknologi China terhadap saham dan emiten teknologi Tanah Air masih terbatas. 

“Efek langsungnya terbatas, tetapi bisa membuka peluang kolaborasi dengan perusahaan AI asal China,” ucap Mifta. 

Mifta menyarankan investor untuk tetap memantau perkembangan dari implementasi dan inovasi kecerdasan buatan ini terhadap potensi kepada perusahaan teknologi dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×