kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Menilik Prospek Elang Mahkota Teknologi (EMTK) Yang Mulai Tancap Gas


Minggu, 19 Januari 2025 / 18:30 WIB
Menilik Prospek Elang Mahkota Teknologi (EMTK) Yang Mulai Tancap Gas
ILUSTRASI. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. Elang Mahkota Teknologi alias Emtek nampak kembali agresif pada 2025. Ini tercermin dari rajinnya EMTK mengakumulasi saham Surya Citra Media.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) alias Emtek nampak kembali agresif pada 2025. Ini tercermin dari rajinnya EMTK mengakumulasi saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). 

Berdasarkan catatan Kontan, EMTK pertama kali membeli saham SCMA pada 4–5 Desember 2024 sebesar 87 juta saham. Pembelian masih berlanjut hingga awal 2025. 

Teranyar, EMTK mengakumulasi saham SCMA pada 2–3 Januari 2024 sejumlah 121,64 juta saham dengan harga rata-rata pembelian senilai Rp 165 setiap sahamnya. 

Head Corporate Communication Elang Mahkota Teknologi Beverly Gunawan menjelaskan pembelian saham SCMA merupakan strategi jangka panjang yang dilakukan oleh Emtek. 

“Yang kami percayai akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan pemangku kepentingan Grup Emtek,” jelasnya saat dihubungi Kontan belum lama ini. 

Beverly mengatakan sebagai grup yang salah satunya berfokus pada sektor media, EMTK sangat puas terhadap kinerja SCMA yang terus menunjukkan pertumbuhan yang solid yang berkelanjutan. 

Baca Juga: Superbank Dikabarkan Gelar IPO, Begini Kata Analis

Dia mencontohkan, PT Vidio Dot Com alias Vidio menjadi platform Over The Top (OTT) nomor satu di Indonesia berdasarkan laporan AMPD Southeast Asia Online Video di kuartal III-2024 dengan 4,5 juta pelanggan berbayar atau subscribers. 

Sementara itu, EMTK dan SCMA menjadi grup media yang paling dominan di segmen Free to Air (FTA) TV dengan SCTV, Indosiar, Moji dan Mentari TV yang secara group pangsa pasarnya mencapai 37,7%. 

“Kami melihat potensi yang sangat besar dalam SCMA, baik dari sisi kinerja keuangan maupun dampaknya dalam memperkuat ekosistem media Emtek secara keseluruhan,” kata Beverly. 

Boyong Anak Usaha IPO

Untuk 2025 ini, EMTK masih akan terus mencari peluang untuk menggelar ekspansi bisnis. Kendati begitu, Beverly masih enggan untuk menjabarkan ekspansi apa yang bakal dilakukan. 

Dia memastikan Emtek akan selalu terbuka dengan peluang untuk melakukan ekspansi bisnis ke bidang atau sektor usaha yang menurut EMTK perspektif dan memberikan nilai tambah. 

Meski demikian, entitas usaha Emtek, yakni PT Super Bank Indonesia atau yang dikenal dengan merek Superbank baru-baru ini dikabarkan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Berdasarkan informasi Bloomberg, bank digital yang dulunya PT Bank Fama International ini mengincar dana Initial Public Offering (IPO) mencapai US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,8 triliun.

Beverly menyampaikan sebagai salah satu pemegang saham utama, Emtek sepenuhnya kebijakan Superbank untuk tidak memberikan komentar terkait rumah atau spekulasi yang beredar. 

“Saat ini, kami sepenuhnya mendukung fokus Superbank dalam menghadirkan solusi keuangan inovatif dan mendorong pertumbuhan inklusif bagi nasabahnya,” ucapnya. 

Perlu diingat, sebelum wacana Superbank akan IPO. Salah satu entitas usaha EMTK yang merupakan anak usaha SCMA, yakni Vidio juga dikabarkan untuk IPO. 

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman mengatakan kalau Vidio bisa melantai di BEI, tentu hal tersebut akan menjadi angin segar bagi SCMA. 

Namun Fath mencermati ada beberapa matrix yang harus dicapai Vidio sebelum benar-benar menjadi perusahaan terbuka. Misalnya, jumlah subscribers yang bisa mencapai 7 juta–8 juta. 

Dari sisi kinerja keuangan, Vidio sudah mencetak keuntungan. Fath menilai kalau indikator tersebut bisa terpenuhi, peluang Vidio IPO semakin terbuka. 

“Yang baru ada salah satu portofolio Emtek, yakni Superbank yang dikabarkan mau IPO. Namun kalau bicara EMTK tidak hanya terpaku dengan Superbank,” kata dia dalam paparan. 

Fath mengatakan sebagai perusahaan konglomerasi dengan bisnis yang cukup besar, investor tidak melihat Emtek dari rencana Superbank saja tetapi secara keseluruhan anak usahanya. 

“Perusahaan konglomerasi akan diuntungkan ketika anak-anak perusahaannya mengalami kenaikan atau penguatan dari sisi kinerja dan harga saham,” ucapnya. 

Baca Juga: Menilik Prospek Calon Emiten Bank Digital

Selanjutnya: Pendidikan Bitcoin Resmi Diperkenalkan ke Sekolah-sekolah Menengah di El Salvador

Menarik Dibaca: Film 1 Kakak 7 Ponakan Siap Sentuh Hati Penonton Bioskop

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×