kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Debut ORI005 di Pasar Sekunder Oke Juga


Kamis, 04 September 2008 / 18:53 WIB


Reporter: Diade Riva Nugrahani | Editor: Test Test

JAKARTA. Debut perdana ORI005 di Bursa Efek Indonesia (BEI) ternyata memuaskan. Tidak seperti yang diperkirakan para analis, harga Obligasi Ritel Negara seri 005 atau ORI005 rupanya tidak langsung jatuh di bawah harga par.

Hingga pukul 09:40 harga ORI langsung naik 0,25% menjadi Rp 100,25, dan sempat mencapai angka tertinggi pada 100,30. ORI005 mulai diperdagangkan dengan kode perdagangan IDG000008707. Nominal penerbitan mencapai Rp 2,714 triliun.

Menurut Handi Yunianto, Analis Obligasi Mandiri Sekuritas, naiknya harga ORI005 pada di awal transaksi karena perdagangan di pasar sekunder memungkinkan investor institusi untuk masuk. "Dan investor ritel tidak akan melepas ORI di bawah harga par nya" kata Handi.

Hal senada juga disampaikan Analis Trimegah Securities, Dian Abdul Hakim. Menurutnya, banyak investor ritel yang langsung menjual ORI yang dimilikinya, di harga yang memungkinkan mereka mendapatkan capital gain.

Hingga pukul 16:00, kamis (4/9), ORI005 ditutup di harga 100,3. Volume transaksinya mencapai 610 dan frekuensi 4 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp 611.725.000.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan harga ORI pada waktu penerbitan pada umumnya akan berada diatas harga par. Meski pada transaksi berikutnya harga ORI itu turun sampai di bawah par, namun menjelang jatuh tempo harganya akan naik kembali “Jadi sebenarnya tidak ada kerugian, karena kupon ORI itu lebih tinggi dibandingkan dengan kupon obligasi non retail yang lain" kata Rahmat.

Direktur Fixed Income dan Perdagangan Derivatif Bursa Efek Indonesia Guntur Pasaribu mengatakan volume transaksi ORI sendiri sepanjang bulan Januari sampai September mencapai 234 miliar per hari. Lebih tinggi dari transaksi obligasi korporasi yang mencapai 230 miliar perhari, "Transaksi ORI memang relatif lebih ramai dan banyak ditransaksikan di pasar sekundernya" kata Guntur.

Sementara total transaksi ORI, dari ORI satu sampai empat, dengan outstanding sekitar Rp 32 triliun, rata rata transaksinya mencapai Rp 3 sampai Rp 3,5 triliun per hari. "Saya yakin akan meningkat lagi di hari ke depan " kata Guntur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×