Reporter: Diade Riva Nugrahani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah akan menindak tegas sejumlah agen penjual yang tidak menjual Obligasi Negara Ritel atau ORI005 sesuai target yang telah ditentukan. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto kepada KONTAN hari ini (25/8). "Kami tidak akan menggunakan mereka lagi dalam penjualan-penjualan surat utang pemerintah lainnya," kata Rahmat.
Sebelumnya, pemerintah memang telah menyampaikan surat peringatan bagi sebagian besar agen penjual yang tidak menunjukkan kinerja penjualan yang maksimal sampai hari ke lima penjualan ORI005. "Surat peringatan itu untuk memacu agen penjual untuk bekerja lebih baik lagi," kata Direktur Surat Berharga Negara (SBN) Direktorat Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Bhimantara Widyajala.
Pernyataan Rahmat itu bukan tanpa alasan. Ia pun membeberkan serangkaian keunggulan berinvestasi di ORI005. "Yang jelas, lebih aman main di ORI005," katanya. Ia mengatakan, ORI005 memberikan bunga cukup besar selama lima tahun setiap bulannya, tanpa khawatir bunganya akan turun lagi. "Jika dibanding bunga deposito, risikonya lebih besar," jelas Rahmat.
Rahmat mengatakan, tahun depan, inflasi masih akan terkendali. Apalagi nilai tukar rupiah masih akan menguat dan suku bunga juga akan turun. "Yang paling penting, ORI005 dijamin oleh pemerintah, sementara deposito tidak," kata Rahmat. Ia juga menyesalkan investor yang hanya berpikiran sempit mengingat kerugian akibat inflasi yang dikhawatirkan akan naik terus."ORI005 adalah produk terbaik untuk berinvestasi," kata Rahmat berpromosi.
Agen Penjual ORI005 Kewalahan
Meski demikian, sejumlah agen penjual mengaku kewalahan menjual ORI005. Meski telah berupaya maksimal, agen penjual mengaku tetap kesulitan menjual ORI005. "Bunga deposito produk produk perbankan sekarang jauh lebih menarik," kata Rusli Sutanto, Head of Personal Banking HSBC Indonesia.
Ia menilai, bagi investor deposan, jangka pendek dengan bunga deposito yang tinggi pasti jauh lebih menarik dibandingkan dengan kupon ORI005 yang hanya 11,45% dan berjangka waktu panjang. "Risikonya lebih panjang karena tenornya juga 5 tahun," kata Rusli. Namun, Rusli kembali menegaskan, investor yang ingin menjadikan ORI005 sebagai alat investasi, bunga sebesar itu sudah sangat bagus.
HSBC sendiri menargetkan bisa menjual ORI005 hingga Rp 200 miliar. "Kami masih optimis, sampai 29 Agustus, bisa tercapai," kata Rusli. Beberapa strategi pun dilakukan HSBC untuk memenuhi target itu. Salah satunya dengan mengupayakan penjualan melalui consumer gathering yang diadakan untuk terus menyosialisasikan penjualan ORI005.
Hal senada disampaikan Wakil Presiden Divisi Produk Ritel Bank Mega Cosmas Setiawan. Kali ini, Bank Mega menargetkan bisa menjual hingga Rp 200 miliar. Sementara hingga kemarin, penjualan ORI005 Bank Mega baru terkumpul Rp 10 miliar. "Kami harap menjelang akhir penjualan nanti akan ada investor-investor baru yang masuk dalam jumlah besar," katanya. Bank Mega juga terus berupaya melakukan penjualan bahkan secara orang per orang untuk memenuhi targetnya.
Jumlah yang lebih besar dipegang Bank NISP. Direktur Bank NISP Rudy N.Hamdani mengatakan target bank NISP adalah Rp 300 miliar. Sampai hari ini, NISP masih mengupayakan tercapainya target tersebut. "Kami lakukan gathering untuk terus mengejar investor," kata Rudy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News