Reporter: Barly Haliem | Editor: Sandy Baskoro
3) Prospek menjanjikan untuk ekuitas AS dan Asia (kecuali Jepang)
● AS:
Dengan kecenderungan bifurkasi global, DBS merekomendasikan pasar dengan komposisi sektor terkait teknologi, yang besar besar. Di antara G-3, AS memiliki komposisi teknologi tertinggi.
Teknologi AS secara umum telah mengungguli negara lain sejak keruntuhan dot-com dan krisis Covid-19 menegaskan dominasi sektor ini. Hal itu merefleksikan bifurkasi yang sedang berlangsung dan kami memperkirakan kecenderungan ini akan meningkat di dunia pasca-pandemi mengingat kondisi struktural yang menopang sektor ini, seperti, kemampuan menetapkan harga (pricing power), yang kuat dan perbaikan kontrol biaya operasional.
Baca Juga: Wall Street dibuka menguat ditopang saham Boeing yang melesat 7,3%
● Asia kecuali Jepang:
Dalam hal Asia - tidak termasuk Jepang- mengingat upaya penanganan Covid-19 di kawasan ini yang relatif cukup baik, DBS memperkirakan perekonomian kawasan ini pulih paling cepat pasca-pandemi. Ini telah dibuktikan oleh indeks kejutan ekonomi.
Di Asia, kami tetap merekomendasikan China dan Singapura, serta menambahkan Indonesia sebagai penerima manfaat dari faktor demografis yang terlibat dalam ekonomi digital.
DBS memprediksi tema dan sektor dengan tren sekuler dapat mempertahankan kinerja mereka yang baik. DBS tetap berpandangan positif terhadap sektor e-commerce dan semikonduktor di Asia Utara, yang merupakan penerima keuntungan jangka panjang dari belanja online, konektivitas jarak jauh, akses data awan, perangkat pintar, dan lonjakan kunjungan dan jam tayang di platform media sosial; serta bank-bank besar China.
Pasar ASEAN termasuk yang paling terpukul; DBS melihat valuasi yang menarik di beberapa negara dan sektor di mana neraca keuangan tampak sehat dan pemulihan pendapatan bisa lebih cepat dibandingkan dengan yang lain.
Baca Juga: Para pemimpin ASEAN kecam Beijing, 2 kapal induk AS latihan tempur di Laut Filipina
Di ASEAN, pasar pilihan DBS adalah Indonesia dan Singapura. Keduanya masih menerapkan penguncian sebagian dan bersiap mulai normal kembali, dengan memperhatikan tingkat penularan dan pilihan antara kesehatan publik dan kerugian ekonomi.
Kedua pasar tersebut diperdagangkan di angka 13x rasio harga terhadap pendapatan (P/E), dan merupakan pasar paling murah di ASEAN, sehingga membuka ruang untuk penyesuaian pendapatan.
DBS percaya keadaan akan kembali normal dengan cepat di Indonesia setelah pembatasan dicabut. "Pada hakikatnya Indonesia adalah negara mandiri dengan penduduk pekerja muda dan konsumsi lokal akan terus mendorong pemulihan," ungkap Fook.
Baca Juga: Soal sengketa Laut China Selatan, Menlu AS: AS dukung ASEAN
Bank Indonesia dan pemerintah telah memberikan dukungan berupa pemotongan bunga dan stimulus. Investor asing mulai kembali ke obligasi negara dan pasar ekuitas pada bulan Mei.
Di Singapura, proyeksi pertumbuhan ekonomi telah diturunkan lebih jauh, ke kisaran -5% hingga -7% untuk 2020 (DBSf: -5.7%). Hingga saat ini, pemerintah Singapura telah mengucurkan S$ 92,9 miliar atau mendekati 20% dari PDB sebagai respons terhadap krisis Covid-19.
"Kami yakin bahwa Strait Times Index, yang telah turun 22% sejak awal tahun, telah memperhitungkan banyak faktor negatif, dan investor harus fokus pada pemulihan pasca-Covid-19," kata Fook.
Baca Juga: PMI China menguat, bursa Asia melesat
Investasi emas menjadi salah satu pilihan, baca di halaman selanjutnya >>