kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daya beli naik, ROTI bakal laris dibeli


Kamis, 22 Maret 2018 / 08:59 WIB
Daya beli naik, ROTI bakal laris dibeli
ILUSTRASI. Sari ROTI - PT Nippon Indosari Corpindo Tbk


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) masih tertekan. Hal ini menjadi salah satu penyebab harga saham ROTI cenderung melemah dan telah turun 20,33% dalam setahun belakangan.

Pada kuartal III-2017, penjualan ROTI hanya mencapai Rp 1,83 triliun, turun 0,65% ketimbang periode yang sama tahun 2016. Bahkan, laba bersih produsen Sari Roti itu melorot 52,2% year on year (yoy) menjadi Rp 97,35 miliar. Para analis menilai, kinerja ROTI hingga akhir tahun 2017 masih akan tertekan.

Analis Paramitra Alfa Sekuritas, William Siregar mengatakan, penurunan penjualan tersebut memang menandakan daya beli masyarakat melemah pada 2017 lalu.

Analis Trimegah Sekuritas Christy Halim juga memproyeksikan kinerja ROTI hingga akhir 2017 hanya tumbuh tipis. "Kami memperkirakan pendapatan hanya akan naik 2% meski pada kuartal IV-2017 kinerja ROTI membaik," ujar Christy dalam riset yang dirilis 2 Maret 2018.

Namun pada tahun ini, ROTI masih boleh berharap penjualannya bisa terdongkrak seiring dengan pulihnya daya beli masyarakat. "Daya beli bisa naik, dan pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi di 5,2%," imbuh William, Rabu (21/3).

Selain itu, adanya beberapa hajatan besar seperti Pilkada dan Pemilu, Asian Games 2018 dan Piala Dunia yang diharapkan bisa meningkatkan penjualan ROTI.

Penjualan produk Sari Roti di gerai minimarket, seperti Indomaret dan Alfamart, juga diprediksikan meningkat. William menyebut, penetrasi penjualan ROTI di dua minimarket tersebut mencapai sekitar 66,32%. Angka ini bisa makin tumbuh seiring dengan ekspansi gerai baru di dua minimarket tersebut.

Ekspansi pabrik

Tahun ini, ROTI mulai menerapkan beberapa inisiatif baru, demi kinerja yang lebih positif. Christy bilang, usai Kohlberg Kravis Roberts & Co LP (KKR) berinvestasi di saham ROTI, perusahaan ini berupaya memberi nilai tambah pada sisi logistik dan rantai pasokan.

Seperti diketahui, pada Oktober 2017, KKR telah mengakuisisi 782 juta unit saham ROTI. Hal ini membuat KKR menjadi salah satu pemegang saham terbesar ROTI.

Selain itu, ROTI sudah mengantongi dana hasil rights issue beberapa bulan lalu, sebesar Rp 1,4 triliun. Rencananya, dana tersebut digunakan untuk membangun pabrik baru dan membayar kembali (refinancing) obligasi senilai Rp 500 miliar yang bakal jatuh tempo pada Mei 2018 hingga Juni 2018.

ROTI berencana membangun lima pabrik baru dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Dua pabrik akan berlokasi di Gresik dan Lampung. Harapannya, kedua pabrik tersebut bisa mulai beroperasi pada semester I-2019. Ekspansi tersebut akan menambah jumlah pabrik ROTI menjadi 12 unit.

Sementara, tiga pabrik lainnya baru akan dikembangkan pada dua tahun mendatang. Kapasitas terpasang seluruh pabrik yang ada sekarang mencapai empat juta potong per hari. Rata-rata dari 10 pabrik masing-masing bisa memproduksi sekitar 400.000 potong per hari. Menurut Christy, seluruh rencana ekspansi ini bisa mendorong kinerja ROTI dalam jangka panjang.

Tapi, ROTI juga masih dibayangi tantangan lainnya. William mengatakan, jika ingin memperoleh margin lebih baik, ROTI harus bisa mengendalikan beban penjualan. Dari laporan keuangan kuartal III-2017, beban penjualan ROTI pada persediaan kedaluwarsa atau cacat naik 46% menjadi Rp 165 miliar.

William masih berharap kinerja ROTI bisa membaik pada paruh pertama tahun ini, terutama seiring berlangsungnya Pilkada dan Hari Raya Idul Fitri. Namun, kinerja ROTI pada kuartal I-2018 diprediksi masih melambat, lantaran laju ekonomi Indonesia juga masih tertahan.

William memprediksi, pendapatan ROTI bisa tumbuh 5%–6% hingga akhir 2018, yang akan didukung oleh daya beli masyarakat yang lebih baik dari tahun lalu.

Saat ini, William merekomendasikan hold saham ROTI dengan target harga Rp 1.100 per saham. Pasalnya price to earning ratio (PER) saham ROTI mencapai 55 kali dan masih overvalued.

Sementara itu, Stevanus Juanda, analis UOB Kay Hian, merekomendasikan buy di target harga Rp 1.425 per saham. Lalu, Christy masih merekomendasikan netral hingga muncul perkembangan dari kenaikan harga saham ROTI. Ia memberi target harga Rp 1.300 per saham.

Kemarin, harga saham ROTI ditutup menguat 1,25% menjadi Rp 1.215 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×