Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang euro dalam pasangan EUR/USD kembali bergerak menurun setelah di akhir pekan lalu anjlok akibat data non-farm payroll (NFP) AS periode Juni tumbuh melebihi ekspektasi.
Mengutip Bloomberg, Selasa (9/7) di pasar spot pasangan mata uang EUR/USD tercatat melemah 0,11% ke 1,1202.
Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengatakan euro melemah di hadapan dollar AS, karena dollar AS menerima sentimen positif dari pasar tenaga kerja AS yang tumbuh cukup kuat untuk mencegah The Fed melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak 50 basis poin di akhir bulan ini.
Rabu (10/7), Jerome Powell Gubernur The Fed akan memberikan pidato di Capitol Hill. "Pidato ini akan ditunggu-tunggu pelaku pasar," kata Puja, Selasa (9/7).
Sementara, dari kawasan Eropa, Puja mengamati output industri Jerman meleset dari yang diperkirakan sebesar 0,3% di Mei.
Namun, di sisi lain negara dengan ekonomi terbesar di Eropa ini menikmati neraca perdagangan yang lebih besar dari yang diperkirakan dan jumlahnya cukup mengejutkan yaitu €18,7 miliar.
"Data ekonomi yang bercampur tersebut gagal menggembirakan euro sehingga melemah terhadap rival utamanya dollar AS," kata Puja.
Beberapa data yang akan keluar di Rabu (10/7), dan akan mendukung euro menguat adalah data AU Westpac Consumer Confidence Change JUL yang diprediksi akan mengalami peningkatan dari -0,6% menjadi 0,3% (forecast).
Naiknya persentase dari jumlah Indeks Sentimen Konsumen Westpac yang mengukur perubahan tingkat kepercayaan konsumen mengenai aktivitas ekonomi ini akan berdampak favorable bagi Aussie sehingga akan memberikan sentimen positif bagi Euro.
Rencananya, Gubernur The Fed Jerome Powell akan menyampaikan testimoni mengenai prospek ekonomi dan tindakan kebijakan moneter terkini di hadapan Komite Ekonomi Gabungan di Washington DC.