Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Mata uang euro berhasil mengungguli yen di tengah data negatif dari zona Eropa. Mengutip Bloomberg, Jumat (29/1) pasangan EUR/JPY menanjak 0,94% ke level 131,21.
Tonny Mariano, analis PT Esandar Arthamas Berjangka mengatakan, angka inflasi Jepang semakin menjauhi target 2%. Jika tidak dipacu oleh stimulus kemungkinan Jepang akan semakin sulit mencapai target inflasi.
Apalagi di tengah melemahnya harga minyak mentah dunia. Hal tersebut membuat gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda menetapkan kebijakan suku bunga negatif.
“Dari komentar Kuroda, Jepang masih mungkin memperbesar kedalaman minus suku bunganya,” papar Tony.
Komentar Kuroda menyeret yen di hadapan euro meski di tengah data negatif dari Eropa. Di antaranya data penjualan ritel Jerman yang turun ke angka minus 0,2% dari sebelumnya 0,4% dan proyeksi 0,3%.
Lalu data flash CPI Spanyol juga turun ke minus 0,3% dari sebelumnya 0,0% dan proyeksi 0,1%. Demikian juga data M3 money supply yang turun menjadi 4,7% dari sebelumnya 5% dan proyeksi 5,2%.
Tonny menyatakan, posisi yen memang sedang tertekan oleh kebijakan dari BOJ. Namun, yen masih memiliki peluang kenaikan cukup besar mengingat perannya sebagai safe haven. Sedangkan euro lebih diminati sebagai carry trade atau mata uang pendanaan karena suku bunga yang rendah.
"Secara teori posisi euro lebih tertekan," imbuhnya.
Senin (1/2) pergerakan yen sepi sentimen sedangkan euro menunggu komentar dari Gubernur Bank Sentral Eropa, Mario Draghi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News