Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Euro lunglai setelah digempur sejumlah data ekonomi yang negatif. Mata uang zona Eropa ini tertekan terhadap sejumlah mata uang utama dunia.
Tengok saja, pasangan EUR/USD yang turun 0,28% menjadi 1,3695 pada perdagangan Kamis (20/2) hingga pukul 18.00 WIB. Lalu, pairing EUR/AUD turun tipis 0,04% ke level 1,5253. Kemudian, pasangan EUR/JPY melemah 0,6% ke 139,67.
Kemarin, sejumlah data ekonomi Eropa dipublikasikan. Antara lain, PMI manufaktur Prancis bulan Februari dirilis sebesar 48,5, lebih rendah dibandingkan Januari, yakni 49,3. Selain itu, PMI manufaktur Jerman per Februari juga hanya di level 54,7, di bawah Januari sebesar 56,5.
Nanang wahyudin, analis PT SoeGee Futures bilang, EUR tertekan atas USD, karena dari AS ada indikasi The Federal Reserve bakal menaikkan suku bunga lebih cepat. Di sisi lain, data PMI manufaktur China yang melemah memicu kekhawatiran ekonomi global sedang dalam perlambatan.
"Akibatnya, investor meninggalkan aset berisiko, dan kembali menggenggam dollar AS dan yen sebagai mata uang safe haven. Ini merugikan euro dan poundsterling," kata dia.
Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra melihat, pasangan EUR/AUD sama-sama dalam posisi tertekan. Selain akibat rilis PMI manufaktur Prancis dan Jerman, euro kian terpuruk akibat PMI manufaktur zona Eropa juga negatif.
Sementara, sentimen negatif aussie berasal dari lemahnya PMI manufaktur China. AUD terseret, lantaran China sebagai mitra dagang utamanya. Makanya, euro hanya melemah tipis terhadap aussie.
Sementara, analis PT Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono menyebut, EUR tertekan versus JPY, meski Jepang baru saja merilis defisit neraca perdagangan sebesar ¥ 1,82 triliun, atau lebih buruk dari prediksi sebesar ¥ 1,56 triliun.
"Tapi, perhatian investor lebih tertuju pada data Eropa, sehingga sentimen Jepang terabaikan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News