kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Data Ekonomi Membaik jadi Sentimen Positif bagi Pasar Obligasi di Pekan Ini


Senin, 02 Oktober 2023 / 14:06 WIB
Data Ekonomi Membaik jadi Sentimen Positif bagi Pasar Obligasi di Pekan Ini
ILUSTRASI. Data ekonomi global yang positif berdampak pada kinerja obligasi di pekan ini


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas menilai, kondisi makro global berangsur-angsur menuju ke arah yang positif. Hal ini terlihat dari sejumlah data ekonomi yang kian membaik.

Pertama adalah penurunan inflasi di zona Euro yang lebih rendah dari ekspektasi. Pada bulan September 2023, inflasi zona Euro tercatat sebesar 4,3% year on year (YoY) turun dari Agustus 2023 yang sebesar 5,2% YoY dan ekspektasi konsensus 4,5% YoY.

Sementara itu, inflasi inti CPI zona Euro pada September 2023 turun menjadi 4,5% YoY, dari 5,3% YoY pada Agustus 2023 dan konsensus 4,8% YoY. Realisasi ini lebih rendah dari proyeksi European Central Bank (ECB) yang memprediksi inflasi zona Euro bulan September 2023 sebesar 5,6% YoY dengan inflasi inti 5,1% YoY.

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, penurunan inflasi ini menjamin kebijakan ECB untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga acuan dan pemangkasan suku bunga baru akan dilakukan paling cepat mulai kuartal III-2024.

Baca Juga: Yield US Treasury Dekati Level Tertinggi, Begini Strategi Investasi di Pasar Obligasi

Data kedua yang membaik adalah laju inflasi bulanan PCE Amerika Serikat (AS) yang turun menjadi 0,14% MoM di bulan Agustus 2023 dari 0,22% MoM pada Juli 2023. Penurunan ini terjadi di tengah kenaikan harga minyak global yang sempat mendorong naik laju inflasi bulanan CPI menjadi 0,28% MoM dari 0,16% pada Juli 2023.

"Kompromi antara Partai Republik dan Demokrat AS di Kongres untuk menghindari government shutdown akan menurunkan risiko serta volatilitas pasar saham dan obligasi global minggu ini," tutur Lionel dalam risetnya, Senin (2/10).

Sementara itu, para investor di Asia dapat bernapas lega dengan terhentinya kontraksi aktivitas manufaktur China pada September 2023. Hal ini ditandai dengan kenaikan PMI manufaktur menjadi 50,2 dari 49,7 pada Agustus 2023.

Investor merespons situasi ini dengan melakukan aksi beli terhadap obligasi developed market (indeks S&P naik 0,3%) dan emerging market (indeks EMBI naik 0,4%). Lionel memperkirakan yield 10Y INDOGB akan turun menuju rentang 6,8%-6,9%, yang diikuti konsolidasi rupiah di rentang R 15.400-Rp 15.500 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×