kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Sentimen negatif global mengerek dollar AS


Kamis, 28 Februari 2019 / 21:36 WIB
Sentimen negatif global mengerek dollar AS


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat melemah, nilai tukar dollar Amerika Serikat kembali naik pada malam ini. Kamis (28/2) pukul 21.52 WIB, pasangan USD/JPY menguat 0,19% ke level 111,21.

Analis PT Rifan Financindo Berjangka, Puja Purbaya Sakti melihat USD/JPY bergerak bearish sejak awal perdagangan oleh kekhawatiran ekonomi global mencermati data ekonomi makro China yang masih kontraksi untuk bisnis manufaktur dan juga ketegangan geopolitik di India dan Pakistan.

“Para investor mulai bertindak lebih hati-hati di tengah peningkatan berbagai ketidakpastian dalam situasi geopolitik dunia, khususnya terkait absensi perkembangan baru dalam negosiasi dagang AS-China, serta meletusnya konflik India-Pakistan,” kata Sakti kepada Kontan.co.id, Kamis (28/2).

Sementara, safe-haven yen sempat menguat karena ketegangan antara India dan Pakistan meningkat setelah Pakistan mengatakan menembak jatuh dua pesawat India di perbatasannya. Eskalasi krisis Kashmir yang menjadi konflik militer antara India dan Pakistan telah meningkatkan permintaan aset safe haven. Asal tahu, baik dollar AS maupun yen merupakan aset safe haven yang seringkali menguat di tengah tekanan global.

Di sisi lain produksi Industri Jepang dan Purchasing Managers' Index (PMI) China yang dirilis tadi pagi sama-sama meleset dari ekspektasi. Data preliminer produksi industri Jepang menunjukkan kemerosotan sebesar -3,7% dalam bulan Januari, padahal sebelumnya diekspektasikan hanya menurun -2,4%. Sementara itu, PMI Manufaktur China makin tenggelam dari 49,5 menjadi 49,2 pada bulan Februari dan PMI Non-Manufaktur lengser dari 54,7 menjadi 54,3.

Sakti mengatakan rangkaian data tersebut menggambarkan besarnya dampak perang dagang AS-China yang telah berlangsung selama tujuh bulan terakhir. Meski demikian, belum muncul kabar positif baru dari perundingan kedua negara. Dalam sebuah dengar pendapat di Parlemen AS, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer hanya mengatakan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk memprediksi hasil dari negosiasi perdagangan AS-China.

“Rekomendasi trading untuk pasangan USD/JPY adalah sell selama harga dibawah 110,63,” kata Sakti. Adapun level resistance adalah 111,26, 111,55, 112,31 dan support antara 110,50, 110,03, dan 109,27.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×