kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data Ekonomi AS Dirilis, Mayoritas Bursa Asia Terperosok ke Zona Merah


Selasa, 06 Desember 2022 / 20:17 WIB
Data Ekonomi AS Dirilis, Mayoritas Bursa Asia Terperosok ke Zona Merah
Data Ekonomi AS Dirilis, Mayoritas Bursa Asia Terperosok ke Zona Merah


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini, Selasa (6/12), mayoritas ditutup turun. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang jatuh 1,4%, persentase penurunan harian terbesar sejak tanggal 21 November.

Menurut Phillip Sekuritas Indonesia, melemahnya bursa Asia terjadi saat data-data ekonomi AS yang keluar lebih baik dari estimasi. 

Ini kembali memicu kekhawatiran bahwa bank sentral AS, yakni Federal Reserve, akan menaikkan suku bunga acuan secara agresif untuk waktu yang lebih lama.

Investor juga tampak berhati-hati dalam merespons pengumuman relaksasi peraturan pembatasan anti COVID-19 di beberapa kota besar di China. 

Baca Juga: Saham Terus Anjlok, BEI Minta Gojek Tokopedia (GOTO) Gelar Public Expose Insidentil

Masyarakat di ibukota Beijing diizinkan memasuki taman, supermarket, kantor dan banda udara tanpa menunjukkan hasil negatif test COVID-19.

Dari sisi makroekonomi, bank sentral Australia (RBA) menaikkan suku bunga acuan Cash Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 3,1%, tertinggi dalam 10 tahun. 

Ini adalah kenaikan suku bunga yang kedelapan kali, sehingga membawa total kenaikan suku bunha menjadi 300 bps sejak bulan Mei.

RBA sekarang mempunyai waktu hingga bulan Februari 2023, ketika pertemuan kebijakan berikutnya berlangsung setelah reses akhir tahun untuk menilai dampak dari siklus pengetatan kebijakan moneter tahun ini.

Neraca Berjalan (Current Account) kuartal III-2022 Australia mengalami defisit untuk pertama kali dalam tiga tahun seiring dengan lonjakan impor akibat kuatnya permintaan domestik dan perusahaan tambang membayarkan dividen di luar negeri.

Baca Juga: Begini Prospek dan Rekomendasi Saham SMGR yang Akan Menggelar Rights Issue

Neraca Berjalan Australia menderita defisit sebesar AU$ 2,3 miliar, setara US$ 1,54 miliar di kuartal III-2022 atau memburuk dari surplus AU$ 14,7 miliar di kuartal sebelumnya.

Indeks Harga Konsumen (IKK) atau Consumer Price Index (CPI) Filipina naik 8.0% year-on-year (YoY) di bulan November, lebih cepat dari laju kenaikan 7,7% YoY di bulan sebelumnya. 

Angka ini juga lebih tinggi dari estimasi 7,8% namun masih berada dalam rentang 7,4% - 8,2% yang ditentukan oleh bank sentral Filipina, Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×