Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
“Jadi, dengan pengalaman dan kapasitas beliau untuk memperbaiki fundamental dan meningkatkan kapasitas baik itu alat dan tenaga kerja sehingga dampaknya sangat terasa,” tambah Mukson.
Meski masih enggan menyebut nilai spesifik, Mukson menargetkan produksi batubara pada 2020 lebih tinggi dibanding tahun ini. “Angkanya masih belum bisa kami ungkap, tetapi tentu kami ingin produksi tahun depan harus lebih baik dari tahun ini,” harapnya.
Selain dari segmen tambang batubara, DEWA juga tengah melirik potensi dari segmen non batubara. “Memang coal (batubara) masih mendominasi tetapi non-coal pun punya potensi yang bagus,” lanjutnya. DEWA memiliki tiga pilar bisnis utama yakni Coal, Non-Coal, dan Port Service Project lewat PT Dire Pratama.
Baca Juga: Produksi batubara Darma Henwa (DEWA) per semester satu mencapai 6,77 juta ton
Untuk diketahui, pada separuh pertama 2019 pendapatan DEWA tercatat naik menjadi US$ 129,575 juta atau naik 11,7% dari periode 2018 sebesar US$ 116,02 juta.
Pendapatan terbesar masih disumbang oleh pendapatan dari pihak berelasi yakni sebesar US$ 125,31 juta atau 96,71% dari total pendapatan. Sementara sisanya (3,29%) disumbang oleh pendapatan dari pihak ketiga.
Meski demikian, sepanjang semester pertama 2019 DEWA masih mencatatkan kerugian. Tercatat, DEWA masih membukukan kerugian yang diatribusikan ke entitas induk sebesar US$ 1,57 juta.
Rugi ini terutama disebabkan oleh selisih kurs yang berbalik arah menjadi rugi sebesar US$ 1,4 juta, padahal sebelumnya DEWA mencatatkan laba kurs US$ 3,26 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News