Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) prediksikan capital expenditure (capex) atau belanja modal perusahaan di tahun depan bakal lebih rendah dari target 2018. Asal tahu saja, tahun ini emiten kontraktor tambang ini anggarkan capex sebanyak US$ 40 juta, namun hingga September 2018 batu terserap sebanyak US$ 17 juta.
Presiden Direktur DEWA Faisal Firdaus mengatakan, hingga Desember 2018 serapan capex diperkirakan mencapai US$ 22 juta. Dia menegaskan, di sisa satu bulan terakhir, Darma Henwa akan mengoptimalkan serapan belanja modal, meskipun diakui bahwa serapan tersebut masih di bawah target. "Itu karena ketersediaan pendanaan dan rencana kerja dari awal, kami atur kembali sesuai kebutuhan," kata Faisal, Rabu (19/12).
Chief Financial Officer DEWA B Chandrasekaran memperkirakan, untuk belanja modal 2019 maksimal mencapai US$ 30 juta. "Sekarang masih proses negosiasi (proyek dan pembiayaan capex 2019)," jelasnya.
Faisal menjelaskan, komposisi sumber pendanaan capex DEWA di 2019 diperkirakan masih sama dengan tahun ini. Sekitar 40% sumber dana berasal dari personal atau kas perusahaan, 50% dari vendor dan 10% dari leasing.
"Sebagian besar di 2019 begitu (komposisinya sama), tapi kami berharap ada juga porsi dari institusi keuangan dari bank dalam dan luar negeri. Kami sedang diskusi dan negosiasikan, Insyaallah dua atau tiga bulan ke depan selesai," ungkap Faisal.
Sementara itu, Chandra menjelaskan di 2019 DEWA menargetkan pertumbuhan produksi batubara sebesar 17 juta ton, lebih tinggi dari target 2018 yakni 13,5 juta. Dia juga menjelaskan, bahwa perusahaan ini memiliki kemampuan untuk memproduksi dua kali lipat atau hingga 25 juta ton di tahun depan.
"Tapi itu butuh ratusan juta dollar AS, paling sedikit US$ 240 juta dalam beberapa tahun, sehingga perlu dibicarakan dan di-schedule-kan," ujar Chandra.
Untuk itu, DEWA tengah mencari solusi yang tepat untuk mengoptimalkan pendanaan secara wajar untuk pemenuhan target produksi ke depan. Mengingat, kondisi pasar modal belum memungkinkan bagi emiten itu untuk mendapat pendanaan.
"Kita lagi cari solusi optimal dan secara wajar, karena kalau tiba-tiba mau pinjam US$ 200 juta juga enggak wajar, karena pasarnya juga enggak mampu dan perusahaan mungkin belum terlalu siap untuk itu," jelasnya.
Dengan begitu, DEWA tengah menyiapkan masterplan pencarian dana sesuai kemampuan operasional, finansial dan kondisi Bakrie Group.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News