Reporter: Aloysius Brama | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR, anggota indeks Kompas100) menandatangani fasilitas pinjaman dari Bank MUFG dalam bentuk valuta asing alias valas. Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, penandatanganan itu dilakukan kedua pihak pada tanggal 1 Juli 2019 lalu. TOWR, melalui anak perusahaannya yaitu PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) mendapatkan kucuran dana tambahan sebesar JPY 3,97 miliar.
Sebelumnya, pinjaman ini bukanlah pinjaman baru. Namun lebih merupakan fasilitas tambahan yang dikucurkan oleh MUFG kepada TOWR. Sebelumnya, TOWR sudah mendapatkan pinjaman dari MUFG dengan jumlah yang sama. Sehingga total dana pinjaman dari MUFG kepada TOWR mencapai JPY 7,95 miliar.
Wakil Direktur Utama TOWR Adam Gifari mengatakan peruntukkan dari kucuran tersebut akan digunakan untuk general corporate purposes. “Jadi bisa digunakan untuk berbagi kebutuhan SMN Group,” ujar Adam kepada Kontan.co.id, Kamis (7/4).
Adam sendiri tidak merinci lebih lanjut rencana penggunaan uang tersebut. “Ini akan digunakan termasuk untuk refinancing dan biaya belanja modal kami,” terangnya.
Adam mengatakan dana pinjaman tersebut memiliki beban keuangan yang efisien. Disebutkan dalam laporan keuangan TOWR, fasilitas pinjaman dari MUFG itu sendiri memiliki tingkat suku bunga 0,70% per tahun.
Tahun ini sendiri, TOWR mengalokasikan biaya belanja modal sebesar Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun. Duit itu akan digunakan TOWR untuk ekspansi, termasuk menambah base transceiver station (BTS) dan juga menambah jaringan kabel optik.
Adam mengatakan meski mendapatkan kucuran pinjaman dalam mata uang asing, pihaknya merasa hal itu bukan jadi soal. Biasanya pinjaman mata uang asing cenderung riskan lantaran fluktuasi mata uang domestik bisa mempengaruhi keuangan perusahaan.
TOWR disebut Adam masih memiliki sejumlah pendapatan dalam mata uang asing. “Jumlah pendapatan kami yang akan datang dalam mata uang asing masih sekitar US$ 275 juta. Jadi masih bisa dibilang aman,” ujar Adam.
Sebagai informasi, selain dari MUFG, TOWR masih memiliki fasilitas pinjaman sebesar JPY 5,67 miliar dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation. Pinjaman itu memiliki tingkat bunga 0,76% sampai 0,77% per tahun.
TOWR menjadi emiten infrastruktur telekomunikasi kedua yang dalam pekan ini mendapatkan kucuran dana pinjaman dalam mata uang asing. Beberapa waktu lalu, Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG, anggota indeks Kompas100) juga menandatangani fasilitas pinjaman dari konsorsium bank internasional senilai US$ 375 juta atau sekitar Rp 5,3 triliun.
Pinjaman tersebut memiliki margin bunga sebesar 1,75% per tahun untuk kreditur luar negeri. Sedangkan untuk kreditur dalam negeri, memiliki margin bunga sebesar 1,85% per tahun. TBIG akan menggunakan dana tersebut untuk refinancing pinjaman perusahaan.
Selain pinjaman yang baru saja direalisasikan beberapa waktu lalu, dalam laporan keuangan kuartal I tahun ini, tercatat TBIG masih memiliki fasilitas utang sindikasi jangka panjang dari beberapa bank senilai US$ 1 miliar.
Sama seperti TOWR, TBIG memiliki strategi tersendiri untuk mengelola pinjaman perusahaan dalam bentuk valuta asing. Direktur Keuangan TBIG Helmi Yusman menyebut perusahaannya sudah melakukan hedging untuk mengantisipasinya.
“Hedging yang kami lakukan meliputi lindung nilai kurs nilai tukar,” kata Helmi kepada Kontan, (4/7). Selain itu TBIG disebut Helmi juga melakukan hedging interest rate atas pinjaman-pinjaman mereka dalam mata uang asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News